Iklan Lintas Nasional

Sekolah Rakyat di Bireuen Segera Difungsikan, Tahun Ini Tampung 75 Siswa Miskin

LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Pemerintah melalui Kementerian Sosial akan menanggung penuh seluruh kebutuhan hidup dan pendidikan 75 siswa dari keluarga miskin di Kabupaten Bireuen yang akan menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat.

Sekolah berasrama (Boarding School) yang diprioritaskan untuk siswa miskin dan dan anak putus sekolah ini ini dijadwalkan mulai berjalan pada September 2025 mendatang.

Kepala Dinas Sosial Bireuen, Ismunandar ST. MT, mengatakan seluruh kebutuhan siswa mulai dari seragam, buku, perlengkapan sekolah, tempat tinggal hingga makan tiga kali sehari akan disediakan negara tanpa biaya sepeser pun dari siswa.

“Semua gratis, Biaya ditanggung pemerintah pusat lewat Kementerian Sosial. Makan tiga kali sehari disediakan negara lewat dapur umum,” kata Ismunandar kepada media ini pada Rabu, 6 Agustus 2025.

Tahun ini Sekolah Rakyat di Kabupaten Bireuen akan menampung 75 siswa yang terdiri dari 50 siswa jenjang SD dan 25 siswa jenjang SMA. Para siswa akan tinggal dan belajar di kompleks Balai Latihan Kerja (BLK) Beunyot, Kecamatan Juli, yang saat ini sedang dalam tahap renovasi dengan progres 95 persen.

Ismunandar menjelaskan, siswa yang direkrut adalah anak-anak dari keluarga miskin atau sangat miskin berdasarkan verifikasi Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), dengan prioritas utama adalah mereka yang sudah putus sekolah.

“Sasarannya anak fakir miskin atau miskin ekstrem. Kenapa SMA lebih banyak? Karena banyak anak di jenjang itu yang putus sekolah,” ujar dia.

Ia menambahkan, proses seleksi dilakukan melalui wawancara langsung dengan calon siswa dan keluarga untuk mengetahui minat dan bakat mereka.

“Kita tanya hobi dan kegemaran anak. Karena sekolah ini juga disiapkan untuk mencetak anak yang mandiri,” kata Ismunandar.

Konsep Sekolah Rakyat ini mengadopsi sistem asrama penuh, dengan aktivitas 24 jam yang mencakup kegiatan belajar, ibadah, pengajian, olahraga, dan pengembangan keterampilan. Dua bangunan di kompleks BLK Beunyot akan difungsikan, satu untuk ruang belajar, laboratorium, dan ruang guru, satu lagi sebagai asrama siswa.

“Sekolah ini seperti pondok. Nanti orang tua boleh menjenguk di waktu-waktu tertentu. Karena anak-anak SD tentu masih punya keterikatan emosional dengan keluarga,” ucap Ismunandar.

Pemerintah Kabupaten Bireuen juga telah menyiapkan lahan seluas tujuh hektare sebagai ekspansi ke depan, termasuk kemungkinan membuka jenjang SMP.

“Saat ini belum ada SMP karena masih rintisan. Tapi ke depan bisa saja dibangun gedung baru, kita sudah siapkan lahannya,” kata dia.

Meski tak merinci total anggaran, Ismunandar mengaku mendapat bahwa alokasi untuk satu siswa per tahun mencapai sekitar Rp47 juta. Anggaran ini mencakup seluruh kebutuhan siswa selama tinggal dan belajar di Sekolah Rakyat.

Rekrutmen tenaga pengajar akan dilakukan langsung oleh kementerian. “Target kami, proses belajar sudah dimulai September ini. Semua sedang dikebut,” katanya.

Sekolah Rakyat di bawah koordinasi langsung Kementerian Sosial RI, dengan Dinas Sosial daerah berperan dalam pelaksanaan teknis dan koordinasi di lapangan. Seluruh hasil seleksi dan berita acara akan dikirimkan ke kementerian sebagai laporan pertanggungjawaban. (AN)