LINTAS NASIONAL – BANDA ACEH, Menjelang Pilkada Aceh Tahun 2022 sejumlah kandidat dan tokoh di Aceh sudah mulai mempersiapkan diri bahkan ada yang sudah dideklarasikan oleh Partainya sebagai Bakal Calon tunggal Gubernur Aceh kedepan.
Menanggapi dinamika politik Aceh jelang Pilkada 2022 Akademisi Unirvesitas Abulyatama Banda Aceh yang juga pengamat kebijakan Publik Usman Lamreueng menilai itu sangat lazim terjadi dimana-mana, para candidat sudah pasti mempersiapkan diri dengan berbagai manuver, membangun komunikasi politik, serta memperkuat basis dukungan untuk mempengaruhi dinamika politik elit yang sedang terjadi di Aceh.
Salah satu Partai penguasa di Aceh yaitu Partai Aceh kata Usman malah sudah mengelar konsolidasi atau Rapat Pimpinan se Aceh di Meulaboh beberapa waktu lalu, serta menyatakan tetap mengusung Muzakir Manaf atau Mualem sebagai calon Gubernur Aceh Tahun 2022.
“Ini sangat menarik, karena mereka tidak mengumumkan balon wakil untuk Mualem, jadi posisi wakil nantinya sangat sexi dan akan diperebutkan banyak pihak, mengingat Mualem juga merupakan salah satu kandidat kuat untuk Gubernur Aceh mendatang,” kata Usman pada Rabu 4 November 2020
Menurut Usman, diumumkannya Mualem tentu tidak mengejutkan, karena isu Mualem maju lagi dalam pertarungan perebutan tampuk kekuasaan Gubernur Aceh, sudah terdengar jauh-jauh hari dan sangat membumi, bahwa beliau bakal maju lagi di pilkada 2022.
Nah meskipun Mualem merupakan calon kuat dan memimpin partai penguasa belum tentu ia keluar sebagai pemenang, buktinya kekuatan Partai Aceh semakin hari berkurang dan tingkat kepercayaan publik pun sangat menurun.
Usman menilai Pilkada 2022 merupakan penentuan Partai Aceh sebagai partai lokal, apakah masih tetap dihati rakyat Aceh atau bakal ditinggalkan rakyat Aceh sebagai Partai Lokal yang katanya konsisten memperjuangkan hak-hak politik lokal yang sudah 15 tahun damai belum sepenuhnya berjalan sesuai amanah UUPA dan MOU helsinki.
“Salah satu masalah besar di Aceh adalah kemiskinan, lapangan kerja, dan berbagai kewenangan khusus lainnya yang hanya mengulas dalam cerita dan cita-cita bukan dalam realita, karena elit yang tak mampu menkonsolidasikan dengan satu kepentingan Kesejahteraan dan keadilan rakyat Aceh,” lanjut Usman
Perlu dipahami, kata Usman lebih kanjut, jualan politik sekarang tidak hanya pada figur, kekuatan personal, namun juga harus mampu memberikan dan merealisasikan berbagai janji-janji politik yang selama ini di dengungkan PA.
Isu kemiskinan, pendidikan, lapangan kerja dan beberapa kesepahaman MOU yang sudah di jabarkan dalam UUPA masih belum terealisasikan, maka untuk menumbuhkan kepercayaan simpatisan dan para mantan GAM, harus dibarengi bukti bukti konkrit.
“Maka PA harus berkerja ekstra dalam setahun kedepan, memgembalikan kepercayaan pendukung, simpatisan dan mantan GAM. Berbagai janji politik dari masalah pengentasan kemiskinan, lapangan kerja, mutu pendidikan, polemik bendera, dan masalah lainnya,” jelas Usman Lamreung
Jika masalah tersebut tak ada solusi dan masih hanya sebatas janji tanpa realisasi, sudah pasti PA bakal ditinggalkan pendukung dan simpatisan.
“Jika Mualem kalah di 2022 mendatang Partai Aceh, tentunya akan mempengaruhi perolehan suara dan marwah Partai Aceh di Pileg 2024 dan Mualem akan kehilangan momentum menjadi orang nomor satu di Aceh,” pungkas Usman Lamreung (Red)