Babi Berkaki Ayam Ditemukan Warga, Seleranya Makan Nasi Hangat dan Minum Kopi

LINTAS NASIONAL – JAWA BARAT, Babi aneh itu ada di Desa Pekuncen, Kecamatan Batulawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Namun, Babi itu ditangkap di Karangnini, Pangandaran, Jawa Barat. Bagaimana ceritanya?

Suatu saat tiga bulan lalu, Tukiran alias Bawor berusia 53 tahun, tiba-tiba ditelepon oleh seorang pemburu yang memberitahukan bahwa ada babi aneh di Karangnini, Pangandaran. Warga tidak ada yang berani menangkap.

Mendengar itu Tukiran bergegas ke Karangnini. Ia melakukan pencarian cukup lama. Namun, akhirnya ia melihat sosok babi yang disebutkan penelepon itu, sedang mendekam di saluran air, dan akhirnya Tukiran berhasil menangkapnya, lalu dimasukkan ke dalam keranjang. Kemudian dibawa pulang menggunakan sepeda motor.

Dilansir lintasnasional.com dari Antara, menurut Tukiran, babi hutan itu bobotnya sekitar 12 kilogram. Jari-jarinya seperti ceker ayam, namun berukuran besar dan panjang.

Babi hutan nan aneh itu oleh Tukiran ditempatkan dalam sebuah kandang yang terbuat dari besi dengan ukuran panjang dua meter dan lebar satu meter di depan rumah, sehingga menarik perhatian warga untuk melihatnya secara langsung.

Ciri-ciri lain, disebutkan Tukiran, taringnya juga terlihat aneh karena menghadap ke samping, tidak seperti umumnya yang menghadap ke atas dan bawah.

“Anehnya lagi, babi hutan itu tidak mau makan makanan mentah. Saya kasih pepaya dan singkong mentah enggak mau, kalau pepaya yang matang harus dikupas dulu. Padahal, babi-babi lainnya mau dikasih pepaya mentah atau singkong,” kata Tukiran yang juga memiliki beberapa ekor babi hutan untuk diperjualbelikan.

Keanehan lain, babi hutan sangat suka nasi, sehingga setiap pagi diberi makan nasi hangat dan rica-rica. Minumnya berupa air kopi atau air teh karena tidak mau minum air putih.

Tukiran mengatakan, selama 10 tahun menjadi pemburu babi hutan, baru kali ini mendapatkan celeng berkaki aneh seperti itu.

“Rencananya babi hutan ini akan saya pelihara, tidak akan saya lepas di hutan karena khawatir dibunuh oleh pemburu yang lain,” ujarnya. (Red)