Besarkan Sapi Hingga 1,2 Ton, Petani Boyolali Ini Habiskan Rp60.000/Hari

LINTAS NASIONAL – JAWA TENGAH, Petani asal di Dusun Semaran, Desa Jurug, Mojosongo, Boyolali, Parno, 60, mengaku menghabiskan Rp60.000 per hari untuk memberi pakan sapi yang kini berbobot 1,2 ton.

Parno memelihara sapi itu sejak tiga tahun lalu. Saat itu dia membeli sapi jenis metal itu seharga Rp27 juta dari seorang peternak. Bobot sapi saat ia beli masih 600 kg atau 6 kuintal.

Menjelang Hari Raya Iduladha ini, dia berniat menjual sapinya dengan harga Rp80 juta. Parno mengatakan sapi jantan itu dalam kondisi sehat dan siap dijadikan hewan kurban.

Parno menggemukkan sapi itu di kandang di belakang rumahnya di Mojosongo, Boyolali. Setiap hari ia memberi pakan rumput yang memang melimpah di daerahnya.

Tak hanya itu, ia juga memberi makan sapinya dengan nutrisi seperti konsentrat dan bahan lain. Setiap hari, ia mengeluarkan biaya rata-rata Rp60.000 untuk pakan bergizi itu.

“Rata-rata sehari Rp60.000 untuk pakannya saja. Saya memang memilih makanan yang berkualitas agar sapi saya ini bisa gemuk,” kata Parno saat ditemui di rumahnya, Jumat 3 Juli 2020.

Biaya perawatan sapi itu diperoleh petani asal Mojosongo, Boyolali, tersebut dari hasil penjualan susu seekor sapi perah yang ia pelihara bersama sapi metal itu.

“Memang mahal pakannya. Tapi uang buat beli pakan ini dari penjualan susu sapi perah itu,” kata Parno menunjuk sapi perah yang ia maksud.

Diajak Jalan-Jalan

Meski biaya pemeliharaan sapi ini mahal, Parno mengaku puas dengan hasilnya dan tahun ini sudah berniat menjual sapi itu. “Tahun lalu sudah ada yang mau beli, tetapi saya masih ingin sapi ini lebih besar lagi. Sekarang sudah cukup besar sehingga mau saya jual,” imbuh Parno.

Selain memberikan pakan berkualitas, satu hal lagi yang dilakukan petani di Mojosongo, Boyolali, tersebut agar sapi miliknya tidak hanya gemuk, tetapi juga sehat.

Setiap hari ia selalu membawa sapinya ke rumah saudaranya yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya. “Sapinya saya ajak jalan-jalan setiap hari biar sehat. Di sana dijemur. Sore dibawa pulang lagi,” ujanya.

Dia berharap sapinya bisa menarik minat Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memang kerap membeli sapi kurban kepada petani di wilayah Soloraya.

Namun, dia mengatakan kalau Jokowi tak berminat pun tak masalah. Petani asal Mojosongo, Boyolali, itu siap menjualnya kepada calon pembeli lain yang cocok dengan harga yang ia tawarkan.

“Sampai sekarang sudah ada empat atau lima orang yang datang ke sini. Tapi mereka hanya memotret, belum menawar,” imbuhnya. (solopos)