Iklan DPRK Aceh Utara untuk JMSI

Iklan Lintas Nasional

Opini  

Buku ‘Catatan Harian GAM’ Sangat Layak di Filmkan

Oleh: Nab Bahany As

Buku “Catatan Harian Sandera GAM: Kisah Nyata Safrida dan Soraya” ini, adalah sebuah buku yang menceritakan kisah nyata, yang dialami oleh dua perempuan kakak beradik, yaitu Safrida dan Soraya, saat keduanya menjadi sandera pasukan GAM, selama setahun lebih di dalam gunung Tuhan di wilayah Aceh Timur dan Aceh Utara.

Tentu Anda masih ingat dgn peristiwa penculikan wartawan RCTI bernama Ersa Siregar, yang diculik GAM saat konflik Aceh dulu. Bersamaan dengan penculikan wartawan RCTI Ersa Siregar inilah, Safrida dan Soraya yang ikut dalam kru liputan Ersa Siregar ini juga kena culik, yang kemudian dua wanita (keduanya isteri TNI) asal Lhokseumawe ini menjadi sandera GAM selama setahun lebih didalam gunung di Aceh.

Bila sebelum Anda membaca buku Sandera GAM ini, Anda pernah menonton lebih dulu beberapa film perang Vietnam dengan Amerika itu, maka waktu Anda membaca buku kisah nyata Sandera GAM ini, seluruh ingatan Anda akan tertuju pada film perang Vietnam itu.

Karena, hampir semua bentuk perang gerilya yang kita tonton dalam film perang Vietnam, kita temukan saat membaca buku “Catatan Harian Sandera GAM” ini.

Itu sebabnya saya katakan, cerita dlm buku kisah nyata Sandera GAM ini, sangat layak untuk difilmkan.

Apa lagi lika liku cerita dalam buku Sandera GAM ini, seluruh settingnya berlangsung di dalam gunung rimba belantara, bayangkan, dua perempuan kota (Safrida dan Soraya) yg menjadi Sandera GAM akhirnya dengan terpaksa, pelan-pelan harus ikut bergerilya besama pasukan GAM didlam pergunungan yang mengerikan.

Tidur besama ular, mendengar suara-suara aneh dan seram menakutkan di malam hari, didalam hutan rimba pergunungan, lama kelamaan menjadi nyanyian yang tidak menakutkan lagi bagi Safrida dan Soraya.

Membaca buku kisah nyata Sandera GAM ini, membuat kita jadi tahu, bagaimana pasukan GAM berjuang dan bertahan hidup di dlm gunung, saat bergerilya berperang melawan pasukan TNI dulu.

Oleh karena itu, bagi teman-teman yg punya nyali dalam dunia bisnis entertaiment, perfilman, maka kisah nyata dalam buku ini sangat menarik untuk di skenario ulang dan di visualkan dalam sebuah cerita film yang sangat layak untuk di filmkan.

Penulis Merupakan Pegiat Sejarah dan Budaya Aceh