LINTAS NASIONAL – BANDA ACEH, Direktur Lembaga kemanusiaan Eddie Foundation Dr (Cn) Teuku Eddy Faisal Rusydi, SHI., M.Sc., CM., CTT. (K) didampingi sejumlah relawan kemanusiaan berziarah ke makam Sultan Jamalul Alam di Banda Aceh Sabtu 26 Desember 2020.
Sultan Jamalul Alam Badrul Munir merupakan sultan ke 22 di kesultanan Aceh yang memerintah pada tahun 1703 Masehi, sultan ini dikenal dengan sebutan Sultan Jamaloi yang pada masa pemerintahannya rakyat hidup tenteram dan sejahtera.
Makam Sultan Jamaloi sendiri terletak di jalan Muhammad Jam, Kota Banda Aceh dan tidak jauh dari Mesjid Raya Baiturrahman. Makam tersebut kini telah dijadikan sebagai salah satu cagar budaya dan situs bersejarah oleh pemerintah Kota Banda Aceh sendiri.
Dalam ziarahnya, Direktur Eddie Foundation tertunduk lama menatap dan berdoa di pusara Sang Raja dalam himpitan luas tanah yang bersahaja.
“Iya, Saya pikir semua kita harus berperan untuk pelestarian cagar budaya maupun situs bersejarah di Aceh, apalagi pendahulu kita ini adalah Raja yang memerintah pada zaman keemasan Aceh di masa silam yang memiliki pertalian sejarah dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Tuki, Arab dan sejumlah Negara lainnya, “ tutur Teuku Eddy.
Pelestarian cagar budaya ini menurut Teuku Eddy harus dilakukan dengan khidmat, menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat dan tanpa harus melukai perasaan warga sekitar sebagai sesama anak bangsa.
“Hal ini harus terus diupayakan dalam berbagai kesempatan demi menyelamatkan situs budaya, destinasi wisata Islami sebagai pembelajaran berharga bagi generasi selanjutnya bahwa Aceh pernah merasakan zaman keemasan dalam pemerintahan,” ujar Tokoh nasional asal Bireuen tersebut
Dalam kesempatan itu, Eddie Foundation dan relawan turut menemui sejumlah pihak dan pemangku kepentingan di seputar makam raja Jamaloi.
Eddie Foundation sendiri merupakan salah lembaga kemanusiaan yang memiliki konsentrasi penuh terhadap penyelamatan dan pelestarian cagar budaya dan situs bersejarah di Aceh khususnya dan Indonesia umumnya.
Sejauh ini Eddie Foundation juga sudah memiliki sejumlah peneliti untuk membuat rekomendasi kepada pengambil kebijakan dalam negeri demi melestarikan cagar budaya dan situs bersejarah lainnya. (AK)