LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Aksi menolak Imam Besar Front Pembela Islam, Muhammad Rizieq Shihab di Aceh menjadi bahan pembicaraan di sosial media hingga trending topik.
Warganet dibuat heran dengan peserta aksi yang menyebut dirinya mahasiswa.
Pasalnya, dari foto dan video yang tersebar, aksi tersebut diikuti oleh ibu-ibu hingga nenek-nenek.
Mereka melakukan Orasi secara bergantian menolak lembaga-lembaga yang dianggap dapat memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.
Sebelum diberitakan, demonstran membawa sejumlah spanduk bertuliskan, “tolak provokator yang mempolitisasi agama”, “ulama Aceh lebih hebat tidak perlu ulama luar, yang berpolitik anti toleransi di Aceh”.
Salah seorang orator aksi, Ramli mengatakan pihaknya mendukung langkah yang sudah dilakukan kepolisian untuk melakukan penegakan hukum kepada ormas yang dapat memecah belah persatuan umat di Indonesia, dan menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab di Aceh.
“Kami mendukung langkah yang sudah di tempuh pihak kepolisian dalam penegakan hukum terhadap ormas yang dapat memecah belah persatuan di Indonesia dan Aceh menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab karena Ulama Aceh karena Aceh banyak ulama yang hebat”, jelasnya.
Tidak hanya itu, Ramli mengatakan pihaknya tidak mau perdamaian yang sudah terbangun di Aceh di ganggu oleh kelompok yang dapat merusak perdamaian dan persatuan yang sudah terbangun selama ini.
“Kami menolak keras tindakan-tindakan yang dilakukan ormas yang dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan di Indonesia, khususnya di Aceh”, tutupnya.
Dikalangan warganet juga sejumlah tokoh nasional juga membicarakan aksi penolakan Habib Rizieq Shihab yang dilakukan kelompok yang mengaku sebagai mahasiswa.
Sejumlah tokoh juga turut berkomentar.
Salah satunya, politisi Fadli Zon.
Fadli menyoroti aksi demonstrasi itu, yang menurutnya sebagai ‘aksi demo tandingan’ yang ‘menyedihkan’.
“Maksudnya supaya kelihatan ada demo tandingan maka biasanya ada penggalangan (gal) berbagai elemen. Tapi ini sudah hopeless jadi pakai “mahasiswa siluman” (emoji tertawa sampai menangis). Cara2 ini adlh operasi politik klasik tingkat dasar kedepan mungkin akan kita lihat “demo2” macam ini sabagai counter narasi,” tulis Fadli Zon di akun Twitternya.
Selain Fadli Zon, sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus juga menjadikan foto dan video pembubaran aksi demo di Aceh itu sebagai bahan candaan di medsos dan terjadi pengecaman (Red)