LINTAS NASIONAL – AFGHANISTAN, Nama kelompok milisi Taliban santer dalam sepekan terakhir. Kelompok bersenjata ini berhasil menduduki istana kepresidenan Afghanistan dan menguasai sejumlah kota strategis seperti Herat, Kandahar, Jalalabad, Mazar-i-Sharif, dan lainnya.
Sejalan dengan kembali meningkatnya serangan Taliban beberapa waktu terakhir, gambaran kekuatan kelompok milisi pimpinan Hibatullah Akhundzada ini pun menjadi sorotan.
Melansir The Guardian, diprediksi kekuatan jumlah pasukan Taliban saat ini berkisar 80 ribu orang dan telah menguasai sebagian besar wilayah di Afghanistan.
Namun jumlah tersebut bisa diprediksi lebih banyak sekitar 200.000 orang jika dihitung dengan pendukung kelompok milisi Taliban.
Pesatnya kekuatan militer Taliban disinyalir akibat strategi politik Taliban yang menyerukan seruan antikolonialisme untuk menarik dukungan dari masyarakat.
Selain itu, masalah korupsi berat di berbagai lini pemerintahan menurunkan kepercayaan warga dari berbagai suku hingga memberikan dukungannya ke milisi Taliban.
Salah satu kasus korupsi terjadi di kepolisian dan militer Afghanistan. Mengutip The Washington Post, dari 352 ribu pasukan polisi dan militer yang tercatat di Afghanistan, hanya 254 ribu yang bisa terkonfirmasi oleh pemerinta sebelumnya. Para pejabat Afganistan disebut menciptakan sejumlah “pasukan hantu” untuk mencatut gaji mereka.
Pengamat Taliban, Robert Crews, menilai kasus korupsi membuat laju pasukan Taliban semakin kuat, ditambah aksi kampanye mereka yang kerap menebar kekerasan dan ketakutan.
Taliban juga diuntungkan dengan merampas bantuan persenjataan dari pemerintah Amerika Serikat buat militer Afghanistan.
Disinyalir Taliban memperkuat persenjataannya dari menyita peralatan militer milik pasukan Afghanistan yang dipasok AS, seperti senjata, amunisi, helikopter, termasuk pesawat tempur, merujuk Time.
Pasokan Dana Taliban
Untuk membiayai setiap operasi militernya, Taliban membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, meski tidak diketahui jumlah pasti lantaran tidak pernah dipublikasikan aliran dananya.
Mengutip VOA, Taliban diprediksi mampu menghasilkan US$300 juta hingga US$1,6 miliar per tahunnya.
Laporan PBB pada Juni 2021 yang didasarkan pada data intelijen negara anggota menyebut, Taliban mendapatkan pasokan dana dari berbagai aksi kegiatan kriminal seperti memproduksi dan memperdagangkan narkotika, pemerasan, serta penculikan.
Dalam laporan disebutkan bahwa Taliban mampu meraup ratusan juta dolar hanya dari perdagangan narkotika.
Belum lagi penguasaan sumber kekayaan alam Afghanistan berupa pertambangan ditambah donasi dari para pendukungnya yang kaya. Donasi disinyalir datang dari negara-negara tetangga yang mengakui Taliban. (Red)