LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Pernyataan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) cabang Bireuen Syibral Malasi dinilai salah alamat dan tidak berdasar.
Hal itu disampaikan oleh sejumlah Keuchik di Kabupaten Bireuen dalam pers rilis yang diterima media lintasnasional.com menanggapi komentar Ketua HMI MPO Syibral Malasi di salah satu media online dan Cetak yang menuding ketua Apdesi Cari panggung serta mempertanyakan netralitas yang selama ini menolak tegas rencana Pemkab memangkas jerih Aparatur Desa.
“Itu pernyataan bodoh dan tidak berdasar, kami aparatur desa yang berjumlah 6000 lebih dari awal berjuang bersama-sama untuk memperjuangkan jerih agar sesuai dengan PP nomor 11 Tahun 2019” tegas T. Wahyudi yang merupakan Keuchik Blang Panjoe Kecamatan Peusangan pada Rabu 26 November 2020.
Ia juga menuding Komentar Ketua HMI tersebut ditunggangi oleh oknum anggota Dewan dan oknum di lingkungan Pemkab Bireuen, seharusnya seorang mahasiswa jangan mau dijadikan kacung oleh oknum yang punya kepentingan pribadi.
“Hari ini dia berkomentar seolah peduli dengan aparatur Gampong dengan mengaitkan dengan Bimtek, padahal disaat Bimtek berjalan mereka diam, karena dilaksanakan oleh para dosen mereka,” lanjut Keuchik T. Wahyudi
Sementara itu Syamsuddin, Keuchik Gampong Cot Meurak Blang, juga mengatakan hal yang sama, pernyataan HMI melukai para aparatur Gampong, seharusnya ia membela kepentingan masyarakat banyak bukan malah membela Pemerintah yang zalim.
“Ini patut diduga bahwa pernyataan HMI adalah pesanan pihak lain, karena mereka tidak berani bersuara lansung maka HMI dibenturkan dengan Aparatur Desa,” kata Keuchik Syamsuddin
Karena pernyataan tersebut, lanjutnya menampakkan Ketua HMI Bireuen tidak punya wawasan dan tidak mengikuti kisruh yang terjadi selama terkait wacana pemotongan jerih Aparatur Desa.
“Ini patut dipertanyakan, apakah pernyataannya mewakili organisasi atau secara pribadi, terlalu bodoh kalau dia menilai memperjuangkan hak Aparatur Desa dianggap cari panggung,” ketus Keuchik Syamsuddin
Keuchik Cot Mane Tarmizi atau akrab disapa Coboy juga menyampaikan, pernyataan Ketua HMI tidak menampakkan kelasnya sebagai mahasiswa, mereka hanya bersuara disaat ada pesanan mereka diam melihat kondisi Bireuen saat ini.
“Sigam mumang nyan, na dibayeu kadang makajih iteujeut musu, salah ijeub ubat komentar jih, hana itupu le jih Perangkat Desa awak jaga mak ih digampong,” tegas Keuchik Coboy dalam bahasa Aceh
Selain itu Keuchik Coboy juga menaggapi Tuduhan yang dilontarkan HMI MPO kepada salah satu Angggota DPRK Yufaidir yang dianggap punya kepentingan Pribadi karena membela Jerih aparatur Desa agar tidak dipangkas.
“Ini menunjukkan bahwa Syibral dikoordinir secara masif oleh oknum yang merasa terganggu dengan tuntutan aparatur Desa, dari 40 anggota DPRK hanya Yufaidir dan beberapa Dewan lainnya yang berani membela terang-terangan, HMI jangan buta menilai siapa yang dikorbankan bukan asal bicara,” lanjutnya
Ia menilai sudah seharusnya DPRK Bireuen membela kepentingan Aparatur Desa bukan malah mengamankan pundi-pundi dari pihak eksekutif.
“Apa yang dilakukan Yufaidir sudah benar, ia tahu dimana posisinya dan darimana ia berasal, kepentingan orang banyak harus lebih diprioritaskan,” tukas Keuchik Coboy.
Sementara itu Keuchik Keude Mamplam Mustawa atau Caplen mengatakan Pernyataan Syibral Malasyi yang mengkaitkan Siltap dengan Bimtek sangatlah aneh dan meruapakan setingan oknum anggota Dewan.
Berbicara Bimtek, Caplen juga menduga ada oknum anggota Dewan yang menikmati Uang hasil pelaksanaan Bimtek dari lembaga pelaksana.
“Kita juga menduga dan menerima informasi ada oknum Anggota Dewan yang meminta fee dari lembaga pelaksana Bimtek Para Keuchik dan Tuha Peut namun kami tidak mempermasalahkan, namun itu urusan dan tanggung jawab dia,” Kata Keuchik Caplen (Red)