LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Seorang pria bernama Muhamad Basri (37) menjadi korban amuk massa di Jalan Wana Kencana, Sektor 12, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). Akibat luka yang dialami, pria asal Aceh Timur itu mengembuskan nafas dengan kondisi sekujur tubuh bermandikan darah.
Peristiwa nahas itu berlangsung pada Jumat 8 Mei 2020 dini hari, sekira pukul 00.21 WIB. Basri yang disebutkan berada di dalam sebuah minimarket, dipaksa keluar oleh sekelompok massa karena dituduh berupaya membegal pengendara sepeda motor.
Entah siapa yang memulai, sahut-menyahut teriakan maling dan begal membelah keheningan malam. Spontan kerumunan massa berdatangan ke lokasi seraya mengejar keberadaan Basri yang terlihat masuk ke dalam minimarket.
Sesaat kemudian, Basri ditarik keluar minimarket, lalu dianiaya tanpa henti. Kejadian itu sempat viral melalui unggahan video yang tersebar di media sosial. Dalam cuplikan video terlihat, Basri hanya terdiam lemas dengan kondisi tubuh penuh luka akibat amukan massa.
Tak beberapa lama, pihak kepolisian datang. Beberapa saksi dan 2 remaja yang mengaku hendak dibegal turut berada di lokasi. Dengan kondisi luka parah, petugas lantas membawanya ke rumah sakit, namun rupanya Basri lebih dulu berpulang ke sang pencipta dalam perjalanan.
Apa sebenarnya yang terjadi di lapangan? Sebab, informasi yang beredar simpang siur. Satu sisi, ada keterangan dari 2 orang remaja berinisial RI (17) dan Al yang mengaku akan dibegal oleh Basri. Di sisi lain, beberapa komunitas primordial Aceh menyebut Basri korban salah sasaran.
Kapolsek Serpong, AKP Supriyanto, menuturkan kronologi kejadian, disebutkan jika ada pelapor berinisial RI yang mengaku diminta menyerahkan sepeda motor berikut kunci kontaknya oleh Basri di lokasi. RI yang berboncengan dengan Al, lantas meneriaki Basri sebagai maling dan begal.
“Pelapor ini mengaku diminta sepeda motornya oleh MB (Muh Basri). Terus diteriaki maling, si MB ini kemudian lari ke arah indomaret. Pelapor mengaku jika si MB ini berdua saat kejadian, tapi berpencar saat melarikan diri. Yang ketahuan si MB ini, dia masuk Indomaret,” katanya kepada Sabtu 9 Mei 2020.
Amuk massa tak terbendung, diduga ada ratusan orang yang berdatangan menghampiri Basri. Bahkan pengendara yang melintas, sempat berhenti dan ikut memukuli korban. Meski ditenangkan oleh ketua RW dan sekuriti setempat, namun aksi main hakim sendiri terus berlanjut.
Polisi sendiri tak mendapati jika Basri membawa senjata tajam. Hal itu lah yang membuat janggal, lantaran pada umumnya pelaku begal selalu memersenjatai diri dengan senjata tajam, bahkan senjata api rakitan.
“Nggak ada senjata tajam. Tapi memang kita menemukan ada satu kunci leter T di dompetnya,” jelas dia.
Polisi sendiri enggan menyimpulkan apakah Basri benar berupaya melakukan pembegalan terhadap RI dan Al. Menurut Kapolsek, yang ditangani petugas saat ini adalah fakta hukum di lapangan. Dikatakannya, sudah 1 orang penganiaya Basri ditahan.
“Kita intinya memproses fakta hukum di lapangan. Kita nggak mau bilang korban ini salah sasaran atau bagaimana, tapi yang pasti sudah 1 orang yang kita tahan, perannya menyusul kita sampaikan. Barang buktinya itu rekaman video yang beredar, kan kelihatan siapa saja yang main hakim sendiri, lalu ada pula kabel yang digunakan mengikat MB kita sita,” ucap Supriyanto.
“Kan bisa aja misalnya ada orang ribut di jalan antara si A dan B. Terus si A kesel, lalu teriakin si B ini maling atau begal, kemudian si B dikeroyok massa, bisa saja kan?. Nantilah untuk detailnya kita sampaikan, apakah akan dirilis atau bagaimana kejadian ini,” tutupnya.
Sementara itu, media coba mengonfirmasi Aliansi Pemuda Aceh-Jakarta, organisasi primordial yang mengawal kasus tewasnya Basri oleh amukan massa. Dari sana, diperoleh keterangan berbeda mengenai kronologi malam kejadian.
“Jadi, dia ini profesinya sebagai sopir cargo, bawa barang. Nah malam itu, mobilnya diparkir di kantornya dekat lokasi kejadian. Dia memang memberitahu temannya mau beli rokok ke minimarket, dia nggak bawa apa-apa karena handphonenya dichas di kantor,” terang Nazarullah, Ketua Aliansi Pemuda Aceh-Jakarta.
Dilanjutkan Nazar, saat dikepung massa sebenarnya Basri telah mencoba menjelaskan bahwa dia tak tahu-menahu dengan tuduhan begal. Beberapa saksi lain juga turut melerai, namun upaya demikian tak digubris. Pukulan serta tendangan terus mendarat di sekujur tubuh pria beranak 1 itu.
“Dari saksi-saksi yang lain itu kan melihat, dia coba jelaskan dia bukan maling motor. Tapi tetap aja dipukulin, terus diseret dan diikat. Kita desak kepolisian usut semua pelaku yang menganiaya ini, videonya kan ada. Kita juga sudah bertemu pihak kepolisian, bahwa kasus ini harus tuntas,” tegasnya.
Disesalkan dia, ada beberapa media yang memberitakan bahwa Basri adalah pelaku begal, tanpa mengecek kebenaran dari berbagai pihak. Maka dari itu, pihaknya akan meminta klarifikasi dari media terkait untuk meluruskan pemberitaan tersebut.
“Hari ini kita akan ke kantor salah satu media di jakarta, kita minta klarifikasi pemberitaan soal ini. Jadi jangan bersumber dari satu pernyataan di lapangan saja, harus ditelusuri dulu kebenarannya,” pungkasnya.
Sumber: okezone