LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Terkait Normalisasi hubungan Diplomasi Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel Indonesia harus Konsisten Mendukung penuh Palestina.
Hal disampaikan oleh Vice President OIC Youth Indonesia Akmal Rusli pada Minggu 25 Oktober 2020, ia berharap sikap Indonesia agar tetap konsiten membela hak-hak palestina.
“Normalisasi Hubungan UEA-Israel dan Bahrain-Israel, Indonesia harus tetap Mendukung penuh dan tidak mengubah posisi Indonesia tentang Palestina. Bagi Indonesia, penyelesaian isu Palestina perlu menghormati DK (Dewan Keamanan) PBB,” kata Akmal Rusli
Katanya, Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya, Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk mendapatkan hak-haknya.
Upaya mendukung kemerdekaan bagi Palestina juga bukanlah hal yang pertama sekali dilakukan, terutama oleh Indonesia. Sebagai negara pertama bersama Mesir yang mengakui kemerdekaan Indonesia, kemerdekaan Palestina pun menjadi tanggungjawab utama dari Indonesia khususnya berbicara politik luar negerinya.
Kemerdekaan Palestina masih dan akan terus menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020 terus melayangkan isu tersebut sebagai bentuk kosistensi selama ini, yang mana kemerdekaan Palestina mengalami dinamika dan kepastian yang tidak menentu.
Normalisasi hubungan UEA dengan Israel akan membuat ‘negara Zionis’ semakin berani untuk terus melakukan penjajahan berpuluh tahunnya atas tanah Palestina.
Negara Zionis ini telah menjajah Tepi Barat dan Yerusalem Timur, di mana Masjid Al-Aqsha berada saat Perang Arab-‘Israel’ 1967.
Zionis, tegasnya, mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Bahrain menjadi negara Arab keempat yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir pada 1979, Yordania 1994 dan UEA pada Agustus 2020. Khawatirnya jika langkah Normalisasi yang di ambil oleh Negara Bahrain serta Uni Emirat Arab dapat membukakan pintu bagi negara-negara Arab yang lain ikut melakukan hal yang sama.
“Amerika sebagai negara sekutu dari UEA dan Bahrain, telah dan mampu membuat keduanya bersepakat dengan Israel. Masih banyak negara-negara Arab lainnya yang bersekutu dengan Amerika. khawatirnya mereka akan mengikuti langkah yang diambil oleh UEA dan Bahrain.
Kesepakatan normalisasi UEA dan Bahrain pun menuai kecaman luas dari rakyat Palestina, yang mengatakan bahwa kesepakatan tersebut tidak melayani kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.
Sebagaimana diketahui, Israel dan Uni Emirat Arab sepakat untuk melakukan normalisasi relasi diplomatik. Kesepakatan berlangsung di Gedung Putih, Amerika Serikat ditandai dengan pertemuan resmi Presiden AS Donald Trump dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pejabat tinggi Bahrain dan Uni Emirat Arab, Selasa (16/9/2020). (Red)