LINTAS NASIONAL – TURKI, Osman Aslan, muadzin yang bertugas mengumandangkan adzan di Masjid Hagia Sophia, sejak mulai beroperasi lagi sebagai masjid, dilaporkan meninggal tiba-tiba akibat serangan jantung.
Dalam sebuah unggahan di Twitter, Gubernur Istanbul menginformasikan bahwa sang muadzin meninggal pada Ahad waktu setempat, 2 Agustus 2020.
“Kami mendoakan, agar kasih sayang Tuhan tercurah kepada keluarga dan kerabat Masjid Uhud, Muadzin-Kayyum, yang meninggal selama melayani sukarela di Hagia Sophia, karena serangan jantung,” kata gubernur, seperti dikutip dari Sahijab dan laman Public Radio of Armenia.
Baca juga: Sultan Al Fatih Belajar dari Abu Ayyub untuk Taklukkan Konstantinopel
Kematian sang muadzin terjadi beberapa hari, setelah fungsi bangunan Hagia Sophia berubah fungsi menjadi masjid dari sebelumnya museum.
Aslan sendiri bertugas sebagai sukarelawan di Hagia Sophia, sejak hari pertama bangunan bersejarah itu beroperasi sebagai masjid. Ia kerap menginformasikan umat Islam tentang langkah-langkah pencegahan virus Corona di dalam Masjid Hagia Sophia.
Sementara itu, pelaksanaan sholat di Hagia Sophia mulai digelar kembali pada 24 Juli lalu. Sebelumnya, ikon Istanbul ini berfungsi sebagai museum selama 86 tahun.
Status Hagia Sophia menjadi masjid terjadi, setelah adanya dekrit 10 Juli, yang ditandatangani Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Hagia Sophia dibangun pada tahun 537 di bawah Kaisar Bizantium Justinian I sebagai katedral dari Patriarkat Ekumenis di Konstantinopel. Setelah Kekaisaran Ottoman merebut Konstantinopel pada 1453, basilika tersebut diubah menjadi masjid.
Di bawah Dinasti Utsmani, arsitek menambahkan menara dan penopang untuk melestarikan bangunan. Namun, mosaik yang menunjukkan citra Kristen dilabur dan ditutup.
Pada 1934, di bawah pemerintahan sekuler Turki, masjid tersebut diubah menjadi museum. Beberapa mosaik ditemukan, termasuk penggambaran Kristus, Perawan Maria, Yohanes Pembaptis, Justinian I, dan Zoe Porhyrogenita.
Hagia Sophia. kemudian dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia di bawah UNESCO, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB, pada 1985. (Red)