Oleh: dr. Cut Nadia Rayyani
Hamil dan melahirkan merupakan salah satu momen luar biasa dalam kehidupan seorang wanita. Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga membawa banyak perubahan baik dari segi fisik dan mental. Orang tua baru, terutama ibu pasti akan merasakan bahagia, bingung, cemas, takut atau sedih secara cepat dan drastis. Perubahan suasana hati yang dirasakan oleh ibu merupakan tanda awal terjadinya sindrom Baby Blues.
Sindrom Baby Blues merupakan gangguan suasana hati yang dialami ibu setelah melahirkan seperti ibu mudah lelah, mudah tersinggung, lekas marah, menangis tanpa alasan jelas, mudah gelisah, sulit berkonsentrasi, hilangnya atau tidak merasakan percaya diri, sulit untuk beristirahat dan ibu enggan memperhatikan bayinya. Gejala ini dapat muncul setelah 2-3 hari bayi lahir dan dapat bertahan selama 2 minggu. Kondisi ini tidak terus menerus dirasakan ibu, namun dapat dirasakan hilang timbul setiap harinya.
Keluhan-keluhan tersebut harus segera ditangani agar tidak berkembang menjadi depresi pasca melahirkan (Postpartum Depression).
Meski sering tak disadari oleh ibu maupun keluarga terdekat, fakta menunjukkan bahwa kejadian sindrom Baby Blues sangat sering terjadi. Setidaknya 7 dari 10 ibu pasca melahirkan pernah mengalaminya. Karena itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat sangat dibutuhkan. Ibu yang mengalami sindrom tersebut memerlukan masa-masa untuk beradaptasi agar terbiasa dengan rutinitas baru.
Pemicu
Hingga saat ini, penyebab terjadinya sindrom Baby Blues masih belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa hal yang dapat memicu terjadinya kondisi ini, diantaranya:
Perubahan hormon
Setelah melahirkan akan terjadi perubahan kadar hormon yang cukup drastis. Hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kimia di otak dan memicu perubahan suasana hati (Mood Swing).
Kesulitan beradaptasi
Sulit beradaptasi dengan perubahan yang ada dan tanggung jawab baru sebagai seorang ibu dapat menjadi penyebab sindrom Baby Blues. Banyak ibu yang merasa kewalahan untuk mengurus segalanya sendiri termasuk mengurus kebutuhan si bayi. Maka dari itu dukungan suami dalam mengurus, membesarkan dan mendidik anak sangat dibutuhkan demi kesiapan mental ibu.
Kurang tidur
Siklus tidur bayi baru lahir yang belum teratur dapat menyebabkan ibu terjaga di malam hari, tentunya akan menyita banyak waktu. Kurangnya waktu tidur terus – menerus mengakibatkan kelelahan dan ketidaknyamanan pada ibu.
Perubahan fisik tubuh
Saat hamil ibu memenuhi nutrisi agar janin berkembang dengan baik. Setelah melahirkan ibu terkadang cenderung lebih sering meningkatkan konsumsi makanan bergizi agar memproduksi ASI yang banyak dan bergizi. Hal ini membuat perubahan tubuh menjadi lebih gemuk dibandingkan saat masa hamil yang dapat membuat ibu merasa tidak percaya diri dan stress saat memikirkan bentuk tubuhnya.
Semua ibu yang baru melahirkan dapat mengalami sindrom Baby Blues. Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu lebih rentan mengalami gangguan ini, diantaranya; persalinan pertama, melahirkan bayi kembar, bayi yang memiliki masalah kesehatan tertentu, ibu yang mengalami kesulitan menyusui bayi, kurangnya dukungan dari pasangan atau anggota keluarga lainnya, dan kehamilan yang tak direncanakan.
Cara Mengatasi
Sindrom Baby Blues akan hilang dengan sendirinya. Walaupun begitu, jika anda mengalami kondisi tersebut harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi kondisi yang lebih parah dikemudian hari. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Jangan bebani diri.
Mengurus bayi dan keluarga bagi ibu yang baru melahirkan merupakan hal yang besar, namun tidak semua hal dapat dikerjakan beriringan seperti biasanya. Kerjakanlah apa yang sanggup dikerjakan dulu, bila merasa kewalahan saat mengurus bayi atau pekerjaan rumah, maka segera minta bantuan orang terdekat yang dipercaya.
Tidur yang cukup – Ibu pasca melahirkan akan mengalami perubahan siklus tidur.
Manfaatkan waktu tidur bayi sebagai waktu tidur ibu juga. Jika bayi terbangun di malam hari dan ibu masih perlu waktu tidur, segera minta bantuan suami untuk menenangkan bayi.
Olahraga
Olahraga merupakan kegiatan yang dapat membantu seseorang menyegarkan diri. Olahraga ringan dan rutin tidak hanya dapat mengalihkan perhatian dan kekhawatiran yang dirasakan, juga dapat membantu meningkatkan mood dan kualitas tidur.
Mengkonsumsi makanan bernutrisi – Beberapa kandungan makanan dapat membantu menjaga kesehatan mental dengan berfungsi menstabilkan mood. Seperti makanan yang mengandung vitamin B12 (ikan, daging, sereal, susu dan telur), zat besi (sayuran hijau), omega 3 (ikan dan kedelai) dan zink (kerang, daging, kacang dan cokelat hitam).
Berbagi cerita
Dianjurkan kepada ibu yang baru melahirkan bersosialisasi dengan ibu-ibu lain yang baru melahirkan juga agar dapat bertukar cerita mengenai perasaan yang sedang dialami. Ibu juga dapat memulai menceritakan permasalahan yang sedang dialami kepada suami terlebih dahulu. Kedua hal ini dapat meningkatkan ketahanan mental dan kemampuan adaptasi sang ibu.
Waspadai Gejala Depresi Pasca Melahirkan
Depresi pasca melahirkan merupakan kondisi yang terjadi dua minggu setelah melahirkan, hal ini dapat terjadi karena penanganan sindrom Baby Blues tidak ditangani dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan kekhawatiran yang cukup berat, sehingga dapat membuat ibu merasa putus asa, sedih, perasaan tidak berharga bahkan dapat membuat ibu merasa tidak memiliki ikatan (bonding) dengan sang anak.
Apabila gejala depresi mulai muncul, maka ibu wajib meminta bantuan psikolog atau psikiater untuk diberikan pertolongan perbaikan gejala, karena depresi pasca melahirkan dapat membuat hubungan antara ibu dan anak kelak tidak berjalan dengan baik.
Jika gejala juga tidak ditangani, ditakutkan sang ibu akan mengalami psikosis postpartum, merupakan kondisi gangguan mental berat yang dapat membuat ibu mengalami halusinasi dan delusi yang dapat membahayakan bayi dan ibu.
Selamat Hari Ibu
Sindrom Baby Blues akan terasa tidak wajar bagi ibu dan keluarga yang sedang berbahagia menyambut kelahiran anggota baru yang sudah ditunggu selama 9 bulan lamanya. Namun perlu diingat bahwa kondisi ini merupakan hal normal yang dialami banyak ibu lainnya. Untuk menghadapinya, ibu sangat memerlukan dukungan keluarga dan orang sekitar, baik dari segi dukungan fisik maupun mental.
Jika keluhan tidak membaik dan masih menetap lebih dari 2 minggu setelah melahirkan, jangan ragu untuk segera melakukan konsultasi dengan psikolog atau psikiater agar keluhan tidak bertambah parah.
Sebagai penutup, dengan semangat peringatan hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan salam cinta kepada seluruh Ibu di Indonesia. Sebuah ungkapan lama mengatakan“Ibu Yang Sehat, Akan Melahirkan Generasi Bangsa Yang Kuat”.
-Selamat Hari Ibu-
Penulis berprofesi sebagai Dokter Internship di Puskesmas Peulimbang, Kabupaten Bireuen.