Sapi Kurus Kering Milik Pemerintah Aceh Bukan Hoax, Begini Kondisi Sebenarnya

Foto diambil dari Video live facebook Syakya Meirizal

LINTAS NASIONAL – BANDA ACEH, Masyarakat Aceh Dihebohkan dengan terbongkarnya kasus pemeliharaan dan penggemukan ternak sapi di UPTD Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Aceh Besar.

Dari foto dan video yang beredar di Media Sosial menunjukkan kondisi ternak (Sapi) dalam kondisi kurus, padahal dana yang digelontorkan untuk pemeliharaan sapi itu mencapai puluhan Milyar Rupiah yang bersumber dari APBA mulai dari Tahun 2016 sampai dengan 2020.

Koordinator Masyarakat Pengawal Otsus (MPO) Aceh, Syakya Meirizal mendatangi lansung ke tempat tersebut, melalui unggahan live facebook miliknya, Kamis 4 Juni 2020 merekam lansung bagaimana kondisi sapi-sapi di UPTD IBI Saree.

Dalam Video tersebut Syakya menyampaikan bahwa informasi yang beredar di media sosial dan sejumlah media adalah informasi faktual, bukan hoax atau framing media untuk mendiskreditkan Pemerintah Aceh. Faktanya memang benar-benar kurus kering. Bisa dilihat sendiri,” ungkap Syakya

“Inilah kondisi sapi yang dibeli dengan uang rakyat Aceh, kurus kering, padahal tahun lalu ada pengadaan konsentrat dan pakan rumanisia dengan nilai Miliaran Rupiah. Jadi kalau ada yang bertanya kemana selama ini uang rakyat, beginilah kondisi,” lanjutnya

Syakya juga menambahkan, kepada instansi terkait seperti Kepala Dinas Peternakan Aceh dan Kepala UPTD IBI Saree, pihak MPO akan membawa kasus ini ke penegak hukum untuk diusut, sebab pendanaan pengelolaan ternak tersebut berasal dari APBA.

“Mudah-mudahan ini jadi bukti bagi kita. Kami meyakini ada penyelewengan penggunaan anggaran atau uang rakyat dalam proses pengadaan sapi ini atau bahkan pengadaan pakannya,” ungkapnya

Sementara itu Sekretaris Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Fakhrurrazi menyayangkan kondisi sapi-sapi di UPTD IBI Saree itu.

“Ini adalah binatang peliharaan, tetapi kalau yang kita lihat hari ini, bukannya jadi binatang peliharaan melainkan penyiksaan terhadap binatang,” kata Fakhrurrazi

Lanjutnya, kondisi real-nya saat ini sangat miris, sapi tanpa ada asupan makanan yang cukup, yang kita lihat, sapinya hanya terbungkus dengan tulang dan kulit, kita berharap pemerintah hari ini jangan cuma duduk, diam dan mendapatkan laporan asal bapak senang.

Selain itu, pihaknya juga mendapat laporan dari masyarakat sekitar dan mantan karyawan pengelolaan ternak tersebut bahwa setiap harinya ada lima ekor sapi yang mati karena kekurangan asupan makanan.

“Hanya sekitar delapan orang yang bekerja memberi makan, kemudian delapan orang lainnya menjaga ternak, dengan jumlah sapi sebanyak ini, tentu jumlah karyawannya tidak memadai,” ungkap Fakhrurrazi. (Red)