LINTAS NASIONAL – BANDA ACEH, Kita semua tahu proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan Presiden Sukarno pada 17 Agustus 1945.
Namun di kota Serambi Makkah, Aceh, kabar proklamasi kemerdekaan RI baru sampai pada empat hari setelah berkumandang yakni 21 Agustus 1945.
Telatnya informasi kemerdekaan RI rupanya ditutupi oleh militer Jepang.
“Meskipun Jepang berusaha menyembunyikan berita kemerdekaan Republik Indonesia, namun sejak 21 Agustus 1945 telah ada beberapa pemuda Aceh yang bekerja di Kantor Hodoka Kutaradha dan Atjeh Sinbun yang mengetahui berita kemerdekaan tersebut,” jelas yang tertulis di buku Sejarah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Aceh.
Redaksi Atjeh Sinbun yang mengetahui adanya proklamasi kemerdekaan langsung menggelar rapat.
Masih pada tanggal 21 Agustus 1945, Pemimpin Redaksi Atjeh Sinbun, Ali Hasjmy, memimpin rapat rahasia di kantor redaksinya.
Rapat dihadiri oleh kurang 10 pemuda terkemuka masa itu.
Dalam rapat itu Ghazali Yunus selaku redaktur Domei (kantor berita bikinan Jepang) memberikan informasi yang lengkap mengenai berakhirnya perang Asia Timur Raya.
Mengetahui status merdeka membuat pemuda pegawai Kantor Kepolisian Kutaradja (sekarang Banda Aceh) nekat mengibarkan bendera merah putih di kantor pada malam hari.
Juga ada kenekaran dari seorang pemuda, Teuku Nyak Arif, yang berkeliling Kutaraja pada 24 Agustus dengan mengibarkan bendera merah putih di mobilnya.
Sayangnya usaha mengibarkan bendera merah putih belum dimengerti masyarakat awam.
Masyarakat Aceh baru sadar Indonesia sudah merdeka pada 29 Agustus 1945.
Kabar proklamasi tersebar ke seantero Aceh setelah kedatangan Teuku Mohammad Hasan dan M Amir dari Jakarta yang singgah ke Kota Medan. (Red)
Dikutip dari: GNFI