LINTAS NASIONAL – BANDA ACEH, Sejumlah Kegiatan Bimtek di Kabupaten Bireuen baik peningkatan kapasitas aparatur desa dan penyuluhan yang dilaksanakan oleh lembaga Kompak Nusantara, Garuda Media Edukasi dibawah naungan PT Malika Media Kreatif dan Bimtek Ibu PKK oleh LEPENKAPI di Kabupaten Bireuen dipersoalkan oleh LSM GeMPAR Aceh.
Ketua GeMPAR Aceh Auzir Fahlevi SH melalui rilisnya kepada lintasnasional.com pada Sabtu 31 Oktober 2020 yang turut ditandatangani oleh Kabid Humas dan Sospol M.Suhery SH.I menegaskan bahwa kegiatan Bimtek dan lain-lainnya yang menguras dana desa hanya bertujuan komersil dan berbasis money oriented semata.
“Kegiatan Bimtek atau apapun namanya yang telah dilaksanakan di Bireuen mulai Bimtek di Banda Aceh yang diadakan oleh Kompak Nusantara, Garuda Media Edukasi dan LEPENKAPI merupakan kegiatan yang cukup terorganisir, sistematis dan massif, ini tentu saja melibatkan elit pejabat di Bireuen dan oknum pejabat instansi vertikal karena mustahil tanpa keterlibatan mereka kegiatan itu berjalan mulus dan mau tidak mau terpaksa diikuti oleh Keuchik dan Perangkat Desa lainnya,” jelas Auzir.
Auzir melanjutkan bahwa Pemkab Bireuen Terutama Bupati Muzakkar seolah-olah tidak tahu menahu dan buang badan terhadap perihal kegiatan itu semua, sebagai Kepala Daerah, Bupati Bireuen patut dinilai telah mengabaikan intruksi Mendagri Nomor 1 tahun 2020 tentang refocusing anggaran dan nyata-nyatanya hari ini dana desa di Bireuen telah dipaksakan untuk dihabiskan pada kegiatan Bimtek cilet-cilet serta terkesan formil semata.
“Padahal Bireuen sebagai daerah zona merah Covid 19 harus mampu mengorganisir dan menggerakkan partisipasi perangkat desa secara kolektif melalui Apdesi atau Forum Keuchik Kecamatan terkait penggunaan dana desa yang harus dimaksimalkan untuk realisasi BLT kepada warga masyarakat dan penanganan Covid 19, jangan sampai nanti ada tuduhan dari publik bahwa aktor intelektual kegiatan Bimtek adalah Bupati Bireuen, ini amat kita sayangkan,” ujar Auzir.
Sebenarnya siapa yang tidak ingin jika perangkat desa di Bireuen itu cerdas-cerdas dan pintar-pintar melalui kegiatan pendampingan Bimtek dan lain-lain tapi hendaknya dilakukan dengan pola manajemen yang benar dan tidak melakukan mark up anggaran.
“Kalau tujuannya baik tentu kita apresiasi, tapi kalau tujuannya hanya sekedar mencari “pundi” ya wajar kita kritisi,” pungkas Auzir Fahlevi. (Red)