LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Pegiat antikorupsi yang juga mantan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo.
Isinya perihal pungutan liar (pungli) serta proses yang rumit untuk memperoleh surat izin mengemudi (SIM) di kantor Samsat dan Satpas.
Emerson yakin pebalap terkenal Valentino Rossi pun sulit mendapatkan SIM C jika mengikuti proses yang diterapkan di kantor Samsat.
“Dengan model ujian praktik seperti ini, publik percaya Lewis Hamilton akan gagal mendapatkan SIM A dan Valentino Rossi juga tidak mungkin memperoleh SIM C di Indonesia,” tulis Emerson dalam surat terbuka yang diunggah akun Twitter @emerson_yuntho.
Surat terbuka itu berjudul Permintaan Membenahi Samsat dan Satpas. Dia menyoroti tes tertulis yang tidak transparan serta ujian praktik yang dinilai tidak masuk akal.
Emerson juga mengungkapkan praktik pungutan liar (pungli) dan calo di lingkungan Samsat serta Satpas.
Berdasarkan pengalamannya, Eson dimintai pungli sebesar Rp20 ribu di berbagai titik pemeriksaan. Dengan kata lain, tidak hanya sekali.
Saat dikonfirmasi, Emerson mengaku telah dihubungi oleh Satgas Saber Pungli dan Polda Metro Jaya. Ia dimintai penjelasan lebih lanjut mengenai kronologi dan bukti praktik pungli.
Akan tetapi, Presiden Jokowi dan Menko Polhukam Mahfud MD selaku orang yang dikirim surat terbuka masih belum merespons.
Menanggapi keluhan Emerson, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo, berjanji akan memperbaiki pelayanan di Samsat Kebon Nanas, Jakarta. (CNN)