LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Polisi mengaku tengah menyelidiki temuan beras bantuan sosial (bansos) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bercampur butiran plastik. Beberapa pihak diperiksa sebagai saksi, salah satunya pemasok beras.
“Kami masih melakukan pendalaman lagi,” ucap Kapolres Cianjur, Ajun Komisaris Besar Polisi Mochamad Rifai, kepada wartawan, Selasa 29 September 2020.
Sejauh ini, pihak pemasok beras berdalih telah mencampurkan beras dengan plastik. Selain memeriksa pihak pemasok beras, polisi pun telah memeriksa delapan keluarga penerima besar bantuan ini.
“Hingga saat ini supplier masih belum mengakui bahwa mereka memasukkan butiran plastik ke dalam beras. Di Kecamatan Cilaku ada informasi lagi bahwa ada dua orang keluarga penerima manfaat (KPM) yang diduga mendapatkan butiran plastik, itu sudah kami dalami lagi,” kata dia.
Lebih lanjut polisi menduga adanya tindakan sabotase karena persaingan usaha dibalik kasus penemuan beras plastik tersebut. Namun hal ini disebut masih perlu didalami.
“Pendalaman kemungkinan unsur sabotase juga akan kami dalami lagi, apakah ini memang disengaja untuk dimasukkan atau tidak sengaja dimasukkan atau memang ada unsur lain semua masih kami dalami,” katanya lagi.
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Sukaratu, Kabupaten Cianjur, memperoleh beras bantuan sosial (bansos) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bercampur butiran plastik. Beras tersebut merupakan bantuan sembako untuk warga tidak mampu dengan paket bantuan berupa beras, telur atau daging dan minyak goreng.
Namun beras yang diterima warga Desa Sukaratu malah bercampur dengan butiran plastik. Butiran plastik tersebut berbentuk bulat pipih dan juga lonjong seukuran dua kali ukuran bulir beras. Ukurannya yang tak beda jauh dengan beras, semakin tak terlihat, dengan warna transparan membuatnya menyatu dengan beras di dalam karung.
Temuan berawal ketika salah seorang warga Kampung Margaluyu, Desa Sukaratu memasak beras bantuan pangan non-tunai tersebut. Setelah matang dan disantap bersama keluarganya, warga itu mengaku kaget karena tekstur nasi berbeda dari biasanya.
“Sudah dimasak langsung dimakan sama anak-anak dan cucu. Rasanya kayak batu begitu, dilihat warnanya putih dikira itu batu kerikil ternyata plastik,” kata warga Desa Sukaratu, Titin, dalam wawancara tvOne, Senin 21 September 2020 lalu (viva)