
LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Tidak ada perambahan hutan apalagi perampasan lahan milik eks Kombatan di Desa Pante Karya Kecamatan Peusangan Siblah Krueng Kabupaten Bireuen, hal itu membantah pemberitaan di salah satu media online.
Hal itu disampaikan oleh Keuchik Pante Karya Hasdairin yang mengaku kesal atas pemberitaan salah satu media online yang mencatut namanya, ia bahkan tidak pernah di wawancara oleh wartawan.
“Saya tidak pernah diwawancarai oleh wartawan tiba-tiba nama dan foto saya sudah dicatut di media tersebut terkait pemberitaan lahan di Pante Karya dikuasai oleh mafia,” ujar Keuchik Hasdairin kepada media ini pada Kamis 25 September 2025.
Ia juga mengaku terkejut, tiba-tiba nama dan fotonya muncul di salah Media yang membenarkan pernyataan salah satu narasumber terkait adanya mafia hutan di Desa yang dipimpinnya.
“Gara-gara berita palsu tersebut saya harus mengklarifikasi ke sejumlah pihak, bahwa pemberitaan tersebut tidak benar, bahkan tidak pernah di wawancarai oleh wartawan media tersebut,” imbuhnya
Ia juga mengungkapkan bahwa telah mengirim hak Jawab kepada Pemimpin Redaksi Media online tersebut namun tidak kunjung dimuat dengan berbagai alasan.
“Karena nama saya dicatut tanpa konfirmasi, saya telah mengirim hak jawab kepada pimpinan media, namun hingga saat ini belum dimuat, yang anehnya wartawan tersebut juga mendatangi rumah saya,” tutur Hasdairin.
Ia juga menegaskan di Pante Karya tidak ada hutan lindung, hutan adat apalagi lahan milik Kombatan yang dirampas seperti pemberitaan media.
“Itu merupakan berita bohong, disini tidak ada Hutan Lindung, hutan adat, apalagi tanah milik eks Kombatan yang dirampas atau digarap secara ilegal.
“Lahan di kawasan Pante Karya sudah puluhan Tahun digarap oleh warga untuk berladang dan tidak pernah terjadi konflik apapun, apalagi ada tudingan terjadi perampasan lahan milik eks Kombatan, itu merupakan fitnah,” tegas Keuchik Hasdairin
Muhammad Yusuf, salah satu warga yang sudah menetap di Pante Karya sejak 1998 juga menegaskan di Desanya tidak ada hutan lindung, kawasan yang dibuka untuk perkebunan sawit, awalnya lahan masyarakat yang kemudian dijual kepada beberapa pengusaha.
“Lahan yang dikuasai oleh pengusaha dibeli secara sah dari warga setempat yang kemudian ditanami sawit, bahkan mereka telah banyak membantu masyarakat,” ungkap M. Yusuf
Salah satu Eks Kombatan GAM menjelaskan bahwa di awal-awal perdamaian, ada inisiatif membuka lahan untuk eks kombatan di kawasan Pante Karya, hal itu atas inisiatif beberapa petinggi GAM, yang kemudian timbul kesepakatan bahwa lahan tersebut dijual dan belum sempat dibagikan.
“Pernah dibuka atas inisiatif sendiri. Bukan lahan yang diperuntukkan oleh pemerintah, namun dalam perjalanan terjadi kesepakatan untuk dijual, karena banyak yang tidak sanggup mengelolanya,” ujar Eks Kombatan yang minta namanya tidak dipublish dengan alasan dapat menimbulkan masalah lainnya
Untuk saat ini katanya, tidak ada lahan yang diberikan untuk Eks Kombatan di kawasan Pante Karya oleh Pemerintah.
“Lahan untuk eks Kombatan hingga saat ini belum ada kejelasan, jika ada yang mengatakan ada lahan eks Kombatan di Pante Karya, itu berita bohong, karena saya juga mengikuti prosesnya dari awal,” pungkasnya (AN)