Yang Terhormat Bapak Kapolda Aceh
Antara prihatin dan khawatir, saya secara jujur ingin menyampaikan ini kepada Bapak. Hingga kegelisahan saya sebagai rakyat Aceh perlu dituangkan agar tidak “menumpuk” di kepala.
Karena realitas Aceh setelah 16 tahun berdamai, dan status Aceh terakhir sebagai daerah termiskin di Sumatera, pendidikan terbelakang dan kesenjangan mengental.
Saya haqqul yakin bahwa korupsi menjadi penyakit untuk realitas diatas. Jika pun tidak mampu diamputasi, maka sebagai rakyat Aceh berharap segera diobati.
Salah satu harapan diantara ribuan harapan adalah, Polda Aceh mengusut tuntas indikasi dan dugaaan korupsi yang merugikan negara puluhan miliar di Aceh dengan beragam modus.
Misalnya kasus yang terjadi pada Dinas Pendidikan Aceh tahun anggaran 2020 atas pengadaan 400 paket tempat cuci tangan/ wastafel portabel dengan nilai Rp41,2 miliar.
Bukan hanya itu Bapak Kapolda, kasus beasiswa dan dana hibah untuk OKP yang nilainya miliaran juga masih ditunggu-tunggu oleh rakyat Aceh, sudah sejauh mana proses penyelidikan dan penyidikannya.
Rakyat Aceh tidak sepenuhnya mengerti proses dan alur penegakan hukum secara detail, sehingga kerap tidak sabar menunggu hasil akhir yang memuaskan.
Sehingga dengan kehadiran bapak sebagai Kapolda yang baru, rakyat Aceh menaruh harapan besar pada upaya pengusutan berbagai kasus korupsi yang terjadi di Aceh.
Rakyat Aceh juga tahu bahwa korupsi sudah menjadi penyakit kronis bagi kemiskinan di Aceh, sehingga perlu ketegasan dan keseriusan dalam proses penegakan hukum.
Ini akan menjadi “obat” penenang bagi rakyat Aceh yang sudah lama sakit hati pada upaya pemberantasan korupsi, dan transparansi menjadi pil kedua untuk itu.
Saya yakin, jutaan rakyat Aceh saat ini mendukung langkah dan upaya kepolisian mengusut tuntas dan menangkap para koruptor yang telah merugikan negara dan memiskinkan Aceh.
Selamat bekerja bapak, semoga Allah selalu menyertai kita. Amin
Andi Firdhaus Lancok
Mantan Wartawan Konflik
