LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Direktur dan Jubir Lembaga Kemanusiaan Eddie Foundation mengunjungi rumah almarhum Muhammad Riza Bin Salihuddin (30) warga Desa Garot Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen yang meninggal di Kelantan Malaysia pada Jumat 26 Juni 2020 lalu.
Direktur Lembaga Eddie Foundation Dr(Cn). Teuku Eddy Faisal Rusydi, SHI., M.Sc., CM., CTT. (K) dan Juru bicaranya Akmal Rusli beserta sejumlah relawan setelah mengetahui informasi, ada warga Aceh yang meninggal di Malaysia secara spontan lansung mengunjungi rumah duka, meskipun jenazah saat ini masih tertahan di Malaysia pada Kamis 2 Juli 2020.
Adik kandung almarhum, Mansur menceritakan, saat ini jenazah Muhammad Riza yang meninggal Seminggu lalu masih berada di Malaysia karena terkendala penerbangan dan meminta Lembaga Kemanusiaan Eddie Foundation untuk menfasilitasi supaya bisa dipercepat pemulangannya.
“Informasi yang kami terima disini (keluarga_red) masih simpang siur kerena yang menangani pemulangan jenazah disana ada beberapa orang, komunikasi terakhir dengan salah satu warga Aceh disana jenazah sudah difardhukifayahkan oleh Warga Aceh, hanya menunggu pemulangan saja,” kata Mansur kepada Team Eddie Foundation.
Mendengar cerita keluarga Almarhum Teuku Eddy melalui juru bicaranya Akmal Rusli langsung berkomunikasi dengan Presiden Aceh Community di Malaysia Datuk Haji Mnasyur Bin Usman dan sejumlah kenalannya menanyakan perihal kendala pemulangan pemulangan jenazah Salihuddin.
“Jenazah saat ini sudah ditangani oleh warga Aceh, hanya tinggal menunggu penerbangan dari Bandara KLIA Malaysia ke Kuala Namu Medan, Insya Allah pada Sabtu 4 Juli 2020 akan segera diberangkatkan,” ujar Akmal Rusli kepada kelurga Almarhum
Muhammad Riza Bin Salihuddin (30) merupakan warga Desa Garot Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen yang meninggal di Kelantan Malaysia pada Jumat 26 Juni 2020 lalu.
M. Riza Bin Salihuddin sudah Tiga Tahun mengadu nasib di Daerah Kelantan Melaysia sebagai Sopir Lori di salah satu perusahaan, menurut informasi, ia meninggal akibat terkena serangan Jantung tanpa menderita penyakit apapun sebelumnya.
Dua hari sebelum meninggal Salihuddin sempat menelpon keluarganya dan mengungkapkan keinginan untuk segera pulang ke kampung halaman, namun akibat pandemi Covid19 ia harus mengurungkan niatnya dan akan segera pulang jika keadaan sudah normal. (Red)