Eks Panglima GAM Dipanggil Polisi, Markas Pusat OPM Beri Dukungan

Sebby Sambom, Foto: Dok pribadi

LINTAS NASIONAL – PAPUA, Pengibaran bendera Bintang Bulan pada acara Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Lhokseumawe, 4 Desember 2021, berbuntut panjang.

Eks Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Pasee, Zulkarnaini bin Hamzah alias Tengku Ni dipanggil polisi pada 21 Desember 2021 lalu.

Namun, pria lulusan Camp Tajura Tripoli itu mangkir dari panggilan kepolisan daerah (Polda) Aceh karena alasan sakit.

“Tengku Ni tidak hadir dalam jadwal pemeriksaan klarifikasi kemarin dikarenakan sakit,” kata Kepala Bidang Humas Polda Aceh, Kombes Pol Winardy, Rabu 22 Desember 2021

Pemanggilan Tengku Ni bergaung hingga Papua. Kelompok yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) menyampaikan solidaritas atas keteguhan Tengku Ni dan para Eks Kombatan di Aceh.

Atas nama Panglima Tinggi TPNPB (Goliath Namaan Tabuni) Sebby Sambom Jubir KOMNAS TPNPB-OPM memberikan penghargaan dan mengapresiasi keteguhan para pimpinan elit GAM di Aceh yang teguh memperjuangkan hak Bangsa Aceh yang termaktub dalam MoU Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM.

“Saya pikir ini contoh ketokohan dari bangsa yang berjuang untuk merdeka, dan menjadi pelajaran bagi bangsa Papua. Kami bangsa Papua salut atas keberanian pimpinan elit GAM di Aceh yang sampai saat ini masih teguh memperjuangkan hak kedaulatan bangsa Aceh,” tulis Sebby Sambom di akun Facebook resminya pada Rabu 22 Desember 2021

Tambahnya, hal ini terbukti dari sikap para pimpinan Elit GAM yang berani menolak surat panggilan polisi.

“Kami bangsa Papua menghargai semua bangsa yang berjuang untuk berdaulat sendiri dan bebas dari aksi Kapitalime, Imperialisme dan Kolonialisme,” tambahnya.

“Dan dukungan solidaritas kami termasuk bangsa Aceh, Palestina, Bougainville, Kannak di Kaledonia Baru, Kurdistan di Irak, Oromo di Afrika Timur, bangsa Kei di Maluku Selatan yang sebutan akrabnya adalah RMS serta bangsa-bangsa lain yang kami belum sebutkan di muka bumi,” katanya.

Menurutnya, Papua dan Aceh telah lama menjalin komunikasi terkait kemerdekaan, ia juga mengingatkan orang Aceh yang menjadi Anggota TNI/Polri agar tidak datang ke Papua.

“Bangsa Aceh dan bangsa Papua sudah lama membangun komunikasi, dan sedang kerja sama untuk mewujudkan kemerdekaan. Dengan demikian kami dari Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM warning kepada orang asli Aceh yang menjadi anggota TNI-Polri untuk tidak datang ke Papua dan bunuh orang asli Papua,” tegasnya. (AN)