LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Pembangunan Saluran pembuang Daerah Irigasi Paya Geureugoh Kecamatan Gandapura yang bersumber dari APBK Bireuen Tahun 2020 senilai 6,2 Milyar membawa melapetaka besar bagi petani 7 Desa di Kecamatan tersebut.
Proyek tersebut dibawah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bireuen yang dikerjakan oleh PT, Menara Suria Sakti beralamat di Jalan Medan-Banda Aceh Gampong Matang Geulumpang Dua Meunasah Dayah Kecamatan Peusangan.
Pasalnya semenjak dibangunnya irigasi yang terletak di Gampong Tanjong Bayu tersebut puluhan Hektar sawah digenangi air seperti lautan karena saluran yang dibangun tidak berfungsi sehingga petani gagal turun ke sawah sejak bulan September 2020 lalu.
Sekretaris Desa Cot Rambat Kecamatan Gandapura Sabri mengatakan semenjak dibangunnya irigasi tersebut ratusan petani gagal turun ke sawah karena sawah tergenang air, sebelum dibangunnya Irigasi meskipun musim hujan air hanya tergenang paling lama 3 hari.
“Saluran pembuang sepanjang 1,6 KM yang dibangun tidak berfungsi sama sekali membuat para petani tidak bisa membuang air yang tergenang sehingga gagal bercocok tanam, padahal diperkirakan saat ini sudah memasuki musim panen,” ujar Sabri pada Rabu 13 Januari 2021.
Katanya, sebelum dibangun jaringan irigasi tersebut, para petani dengan sangat mudah membuang jika sawah tergenang hujan dan mendapatkan air meskipun di musim kemarau.
“Para petani sangat dirugikan semenjak dibangunnya saluran irigasi yang tidak berfungsi tersebut, ada 7 Desa yang mengalami kondisi seperti itu diantaranya, Gampong Cot Rambat, Tanjong Bungong, Pulo Gisa Tanjong Mesjid, Blang Kubu, Tanjong Raya dan Mon Jeurijak Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen,” kata Sabri juga menjabat Keujruen Blang
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu petani, M. Yahya ia juga mengeluhkan kondisi persawahan yang sudah berbulan-bulan digenangi air.
“Irigasi tersebut bukannya membawa manfaat tapi merugikan para petani, disaat musim hujan, kemana airnya kami buang, padahal irigasi yang dibangun menghabiskan dana milyaran tapi tidak berfungsi sama sekali,” kata M. Yahya sambil menunjukan puluhan Ha Sawah yang tergenang air.
Ia sangat berharap Pemkab Bireuen memperhatikan nasib para petani di daerah tersebut karena saat ini mereka tidak bisa turun ke sawah.
“Masyarakat disini 80 persen merupakan petani sawah, saat seperti ini kami hanya bisa duduk diam dengan memandang sawah seperti lautan, kami minta kepada Bupati Bireuen dan pihak terkait untuk segera mencari solusi,” kata M. Yahya
Hingga berita ini diturunkan pihak media belum mendapat informasi dari dinas PUPR Bireuen dan rekanan pelaksana terkait proyek peningkatan jaringan irigasi Paya Geurugoh yang merugikan para petani tersebut (DM/Red)