Penjelasan Rasional Abu Suhai Terkait Pembangunan Stadion Paya Kareung

Suhaimi Hamid

LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Sejak beberapa tahun terakhir Bireuen dipenuhi dengan sejumlah bangunan mangkrak hal itu terjadi karena puluhan milyar dana yang dianggarkan tidak melalui proses perencanaan yang matang.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua DPRK Bireuen Suhaimi Hamid atau akrab disapa Abu Suhai pada Rabu 27 Juli 2022, katanya terdapat sejumlah bangunan yang mangkrak maupun terbengkalai dan itu dibangun dengan menggunakan APBK maupun, APBA maupun bersumber dari Otsus.

“Seperti Gedung DPRK, Gedung Seri Gudang di Cot Batee Geulungku, Gedung2 BLK di Beunyot Juli, Pabrik Kedelai di peudada, dan masih banyak gedung-gedung lainnya yang mangkrak tidak bisa difungsikan secara maksimal tentunya ini sangat merugikan masyarakat Bireuen, anggaran ratusan Miliar terkuras namun tidak bermanfaat,” sebut Abu Suhai

Menurut Politisi PNA itu, bicara anggaran adalah bicara fungsi atau impact atau dampak untuk daerah dari program tersebut, bukan hanya sebatas output dengan adanya bangunan masalah bisa selesai, tapi harus dilihat dari dampak serta manfaat bangunan tersebut.

Nah, lanjut Abu Suhai, bicara tentang Pembangunan Stadion Paya Kareung dari awal pembahasan anggaran pihak DPRK selalu mempertanyakan dasar pembangunan tersebut, apakah itu hasil Musrembang, atau ada tidaknya aturan lebih tinggi.

“Pihak Eksekutif beralasan anggaran 10 Miliar itu bagian dari dana sharing daerah 10% yang nantinya akan ada dana dari Pemerintah pusat 400 M, anggaran 10 milyar itu akan dianggarkan selama 4 tahun untuk tercapai 10%,” ujar Abu Suhai menjawab kritikan dari Ketua Forkopmabir Agussalim

Pihak Dewan lanjut Suhaimi telah meminta dokumen dana APBN 400 Milyar untuk pembangunan stadion namun sampai detik ini belum disampaikan ke DPR.

“Kami DPR telah menyampaikan dalam pendapat akhir antar komisi dan fraksi-fraksi, jika tidak ada dokumen, tidak boleh diimplementasikan anggaran 10 M tersebut, karena ditakutkan akan terjadi proyek mangkrak selanjutnya, maka atas dasar itu kami menyampaikan tetap tidak boleh dilakulan pembangunan stadion tersebut,” jelas Abu Suhai

Abu Suhai juga menanggapi terkait perubahan Dana Otsus, hal itu bisa dilakukan dan bisa diimplementasikan dengan kesepakatan bersama antara legislatif dan eksekutif di pembahasan APBK-P

“Jadi, kami bukan anti pembangunan Stadion, tapi stadion yang dibangun bukan lagi dengan Spack untuk PON, tapi saya mengusulkan dibangun stadion mini milik Kabupaten, atau membangun satu pusat sarana olah raga Bireuen di Paya Kareung, yang semua atlit bisa latihan dilapangan tersebut, nah untuk itu, solusinya memang anggaran 10 M itu dirubah untuk pembangunan stadion mini,” jelas Abu Suhai

Ia menjelaskan, contoh perubahan dana DOKA melalui kesepakatan bersama yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnnya, salah satunya pembangunan kolam renang tahun 2020 di Paya Kareung senilai 5 Milyar dirubah untuk kegiatan pembangunan bendungan air di Pante Peusangan 2020 dan sejumlah item lainnya.

“Artinya publik jangan sampai dibodohi oleh mafia Anggaran seolah-olah Dana DOKA tidak bisa dilakukan perubahan dan itu merugikan daerah, cukup sudah Bireuen ini dilakukan tipu muslihat oleh oknum-oknum tertentu untuk meraup uang rakyat,” kalanya lebih lanjut

Kata Abu Suhai, jika kita berharap kucuran anggaran dari Pusat 400 Miliar, maka nantinya ditakutkan pembangunan stadion yang dari perencanaan awal maka akan kembali menjadi proyek mangkrak.

“Kalau untuk membangun stadion mini, tanpa bantuan pusat pun daerah akan mampu menyelesaikannya dan bisa dinikmati oleh masyarakat, intinya saya mendukung berdirinya stadion di Kabupaten Bireuen,” pungkas Suhaimi Hamid (AN)