Iklan DPRK Aceh Utara untuk JMSI

Iklan Lintas Nasional

Aceh Farm School Ikut Dibongkar, Pemkab Aceh Besar Diminta Beri Perhatian Khusus

Wahid mengedukasi anak-anak di Aceh Farm School

LINTAS NASIONAL – ACEH BESAR, Aceh Farm School adalah Lembaga Pendidikan Pelatihan Pertanian dan Perternakan Aceh (LP4A) atau sering dikenal dengan Aceh Farm School ikut terkena dampak pembongkaran bangunan di bantaran Krueng Aceh.

Lembaga ini didirikan oleh Nurwahidi atau akrab disapa Wahid yang merupakan lulusan Sekolah Peternakan Menegah Atas (SNAKMA) Saree yang juga alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, dan saat ini bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Perternakan Aceh.

Aceh Farm School sejak 2014 tepatnya Enam Tahun yang lalu beralamat di Bantaran Krueng Aceh Dusun Lampaseh Gampong Meunasah Papeun Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar.

Wahid memberikan pelatihan untuk mahasiswa Magang

Farm School juga termasuk salah satu dari sekian banyak bangunan yang dibongkar oleh pemerintah akibat dampak pengusuran, penertiban dan pembongkaran bangunan permanen di Bantaran Krueng Aceh.

Sekolah tersebut pada awalnya didirikan hanya untuk mengisi atktivitas waktu senggang Wahid yaitu hanya berkebun biasa, berternak dan bercocok tanam.

Passion pertanian dan peternakan sudah mendarah daging pada jiwa Wahid, ditambah lagi pengalaman mengikuti ratusan pelatihan dan seminar baik lokal, nasional dan Internasional, maka untuk merawat pengetahuan dan keterampilan, ia mengembangkan lahan tersebut menjadi tempat pendidikan pelatihan pertanian dan perternakan Aceh, dengan berkolaborasi berbagai disiplin ilmu lain.

Perlahan Aceh Farm School menjadi episentrum tempat berkumpul, sharing, silaturrahmi komunitas dari berbagai daerah. Seiring berjalan waktu Aceh Farm School terus bermetamorfosis menjadi lembaga perkumpulan resmi berakta notaris dan sejak 2014 ratusan siswa, mahasiswa, kelompok ternak dan BUMG telah melaksanakan magang di lembaga tersebut.

Selain memberikan pendidikan dan pelatihan Aceh Farm School juga mendirikan sejumlah usaha diantaranya, pengolahan Pakan Ternak (skala kecil), Usaha Peternakan Sapi & kambing, Menyediakan Hewan Ternak untuk Aqiqah, Kurban, kenduri dll (siap potong dan masak).

Selain itu juga mengadakan Pelatihan Pertanian/Peternakan, Menyediakan Berbagai Bibit Tanaman dan HPT, Menyediakan berbagai jenis pupuk organik, Menerima Peserta Magang, Menerima Kunjungan Field trip edukasi untuk PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA dan Mahasiswa dan mengadakan Diskusi Publik secara rutin.

Selain itu juga menggelar kegiatan Prakerin/magang di Aceh Farm School dengan materi ajar, Pembentukan Karakter Kader Peternakan, Pembuatan Konsentrat Pakan Ternak, Pembuatan Pakan Fermentasi, Agribisnis Peternakan, Pembuatan Pupuk Kompos Probiotik, Pembuatan Pestisida nabati, Branding Produk Peternakan, dan Digital Marketing Online Produk Peternakan.

Kegiatan Aceh Farm School

Begitu besar kontribusi Wahid bersama Aceh Farm School dalam pengenalan, edukasi/pendidikan dan pelatihan membantu pemerintah dalam penguatan dan pengembangan sumber daya manusia sektor pertanian dan peternakan.

Selama ini luput perhatian khusus Pemerintah Aceh Besar agar keberlanjutan program yang di lakukan oleh Aceh Farm School sesuai kebutuhan daerah, apalagi dua sektor penting menjadi unggulan pemerintah Aceh Besar, yaitu pertanian dan peternakan.

Akibat Kebijakan Bupati Aceh Besar Marwardi Ali mengeluarkan surat perintah pembongkaran semua bangunan di Bantaran sungai Krueng Aceh pada tanggal 06 Juli 2020 maka Aceh Farm School juga harus angkat kaki.

Akademisi Abulyatama yang juga pengamat kebijakan Publik Aceh Usman Lamreung dalam hal ini meminta Pemkab Aceh Besar agar melanjutkan program Wahid bersama Aceh Farm School.

“Pemkab jangan menutup mata, Ini Aset dan Sumber daya terbesar yang dimiliki Aceh Besar, Aceh Farm School sudah banyak mencetak kader peternakan dan pertanian serta menciptakan sejumlah lapangan kerja,” pinta Usman pada Senin 16 November 2020.

Menurut hasil diskusi Usman dengan Wahid, masalah yang dihadapi Aceh Farm School akibat terdampak penggusuran, Wahid akan berpikir ulang untuk melanjutkan program–program besar dalam membantu pemerintah, khususnya Pemerintah Aceh Besar, karena terkendala dengan lahan dan anggaran.

“Ini harus ada perhatian khusus Pemkab Aceh Besar membantu keberlanjutan mimpi Wahid yang konsisten bergerak pada penguatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan bidang pertanian dan peternakan,” pungkas Usman (Red)