LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Dalam beberapa bulan terakhir, harga buah Jernang di Aceh mengalami kenaikan harga yang signifikan, melonjaknya komoditi asli Aceh itu disebabkan karena terjadinya kelangkaan.
Informasi tersebut diperoleh media ini dari sejumlah petani dan agen Jernang di Kabupaten Bireuen pada Rabu 5 Maret 2025.
Azhari salah satu agen pengumpul Jernang di Bireuen mengungkapkan, dalam dua Bulan terakhir buah Jernang mengalami kenaikan harga signifikan karena terjadinya kelangkaan.
“Harga Jernang bervariasi, tergantung kualitasnya, kalau Jernang Super sebelumnya dibeli dari Petani berkisar antara harga 150 hingga 200 Ribu per Kilogram, namun sejak dua bulan terakhir harga Jernang Super mencapai 400 Ribu dan saat ini sangat sulit didapat,” ujar Azhari
Menurutnya, sebelum mengalami lonjakan harga, banyak Petani yang datang menawarkan Jernang dari berbagai Daerah, namun sejak Dua Bulan terakhir sangat sulit didapat.
“Kita prediksi kedepannya harga Jernang Super atau dikenal dengan Dragon Bold akan mencapai harga 500 ribu hingga 600 Ribu, jika harganya terus melonjak para agen akan merugi jika pasar Internasional tidak menaikkan harga,” ungkapnya
Lanjutnya, Kabupaten Bireuen termasuk salah satu Daerah pengumpul Jernang terbesar di Aceh, hampir seluruh Kabupaten menjual Jernang ke Bireuen.
“Setelah dikumpulkan, buah Jernang diolah menjadi resin (tepung) atau disebut dragon blood. kemudian dijual ke pasar gelap di Medan, jika Cina Medan tidak menaikkan harga maka kami harus berhenti produksi karena harga buah mentahnya mengalami kenaikan harga yang signifikan,” tuturnya
Saat ini lanjutnya, Resin Jernang hanya bisa tembus pasar di Medan Sumatera Utara dan sangat mudah ditipu karena tidak ditentukan harga karena khusus.
“Harga Jernang terlalu tinggi ditambah biaya produksi, harga jualnya di Medan tidak sesuai, banyak agen yang merugi, kami berharap Pemerintah Aceh mengeluarkan aturan harga Jernang dan resin serta dapat memfasilitasi agar Resin Jernang Aceh bisa tembus pasar Internasional,” harapnya
Kenaikan harga juga diungkapkan oleh salah seorang Petani Jernang di Kabupaten Bireuen, penyebabnya karena terjadi kelangkaan Jernang di semua Daerah hingga terjadi lonjakan harga.
“Kita menduga ada petani dan agen yang sengaja menumpuk buah Jernang sehingga sulit didapat, sejak dua bulan terakhir Buah Jernang juga menjadi langka sehingga terjadinya lonjakan harga,” imbuhnya (Red)