LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Presiden Direktur (Presdir) PT Imza Rizky Jaya (IRJ) Group, Dr (Cn) Hj Rizayati SH MM, menerima sejumlah tokoh masyarakat asal Papua yang dipimpin Arson Rooy Kogoya, S.Ip Annggota DPRD Kabupaten Tolikara di Kawasan Juanda Jakarta pada Kamis 10 Desember 2020.
Politisi Partai Perindo itu tidak sendirian. Ia didampingi oleh sejumlah tokoh masyarakat di antaranya Wihelmus Sroyer SH, Ketua Komunitas Pengusaha Orang Asli Papua, Iria Kogoya, Direktur PT. Enko Inar Papua, Linda S.S.Asaribab Pawere, SiP, MM, Direktur PT. Sambelino Tabi Papua dan sejumlah warga lain nya.
“Iya, hari ini saya baru saja terima teman-teman yang salah satunya anggota DPRD Kabupaten Tolikara, Papua bersama sejumlah masyarakat. Kami bicara soal program Indonesia Terang untuk masyarakat di Tanah Papua,” kata Hj. Rizayati kepada awak media.
Penggagas Indonesia Terang tersebut mengungkapkan, bahwa nanti pada awal Januari 2021 pihaknya akan mulai memasangkan Lampu Penerangan Jalan Umim Tenaga Surya (PJU TS) di pelosok Provinsi Papua.
“Jadi, untuk tahap awal akan dipasang 1.000 unit untuk menerangi daerah-daerah pelosok di Papua bagian pegunungan yang hingga saat ini (masih) ada wilayah yang belum masuk listrik,” kata Hj. Rizayati.
“Mudah-mudahan kerja sama hari ini dan seterusnya sampai tahun 2022 kita akan terangi di wilayah Papua. Pada bulan Desember 2020 ini akan dikirim 100 unit lampu atau Listrik menggunakan Tenaga Surya. Mudah-mudahan awal 2021 sudah dipasang. Jadi yang datang memediasi adalah Anggota DPRD nya, yakni Pak Dewan, Arson Rooy Kogoya,” lanjut Hj. Rizayati
Katanya, selain lampu listrik ada juga program pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat di Papua.
Hari ini, (Kamis, Red) mereka betkunjung ke Kementerian PUPR dan setelah kembali bertemu, guna membahas program pembangunan rumah untuk warga di Papua.
“Nah, kalau tdk salah dari PUPR baru dapat (bangun-red) sekitar 400 an unit rumah untuk warga di Papua.” ungkapnya
Sebenarnya pemasangan fasilitas lampu listrik untuk masyarakat Papua itu sudah terkofirmasi lama, namun ada kendala teknik sehingga baru kali ini bisa terealisasi.
Adapun kata perempuan pengusaha sukses asal Aceh yang sepanjang tahun 2020 ini telah meraih 4 penghargaan nasional dan internasional di bidang bisnis tersebut, menegaskan, bahwa kendala tersebut hanyalah masalah komunikasi saja.
Secara detail kata Rizayati, mungkin terkendala di komunikasi misalnya akses internet, jadi kalau mau kirim surat menyurat via email tapi belum ada akses internet, namun setelah berjumpa suasananya cukup cair dan bisa sepakati mulai dieksekusi pembangunan lampu penerangan bagi warga Papua mulai bulan ini.
“Disana itu fasilitas listrik masih sangat minim, anak-anak sekolah belajar masih pakai lampu teplok,” kisah Rizayati yang pada 18 Desember 2020 ini akan menerima award ke-5 selama masa pandemi Covid-19, yakni penghargaan dari Mediatama Award Management dengan Katagori Most Innovative women Award 2020 yang akan berlangsung di Golden Boutique Hotel Kemayoran, Jakarta.
“Jangan merasa ada anak tiri di republik ini. Semua anak kandung, saya miris jika mendengar ada yang mengatakan Papua dianaktirikan, karena kita kan lahir di bumi NKRI. Mudah-mudahan tidak ada lagi bahasa anak kandung dan anak tiri di Republik ini. Kita semua anak kandung dari NKRI. Saya berani ambil resiko untuk ciptakan program indonesia terang, di Aceh dan Papua dan lainnya masih ada keterbatasan soal sarana dan fasilitas bagi anak bangsa,” pesan penggagas Program Indonesia Terang, Dr (Cn) Hj. Rizayati, SH, MM.
“Mutiara Hitam” itulah julukan yang diberikan kepada anak Papua Asli karena tubuh mereka yang tegap dan kuat, kulit hitam legam dengan bola mata yang berbinar-binar dikelilingi bulu mata yang lentik, rambut keriting dengan sunggingan senyum yang manis dihiasi deretan gigi yang rapi dan putih bersih. (Red)