Daerah  

Diduga ada Permainan, Harga Solar untuk Nelayan di Aceh Utara Melambung Tinggi

LINTAS NASIONAL – ACEH UTARA, Ratusan Nelayan Ulee Rubek Barat serta Ule Rubek Timur, Lhok Puuk beserta Bantayan Kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh Utara mengeluhkan harga Solar Subsidi yang meningkat drastis dari harga 8000 menjadi 9.500.

Mahalnya harga Solar itu bukan karena kenaikan harga BBM secara nasional, namun karena ada permainan oknum agen atau pemasok.

Sumber yang diperoleh dari nelayan setempat pada Selasa 12 Desember 2023, Agen mengumpulkan kartu Nelayan untuk mengambil minyak di SPBU Sampoiniet, namun pihak agen menjual solar subsidi tersebut dengan harga sesuka hati, ada yang dijual 8000 per liter, kadang-kadang dengar Harga 10 Ribu,” ujar para nelayan di Seuneudon

Lanjutnya, dulu pembelian minyak melalui satu pintu, namun saat ini sudah banyak para agen, sehingga jadi mahal yang lebih parah lagi dipersulit dengan alasan tidak ada minyak.

“Para agen setelah mengambil dari SPBU, mereka menjual dengan harga mahal untuk para nelayan, kami terpaksa membeli dengan harga mahal, jika tidak bagaimana kami melaut,” lanjut para nelayan

Para nelayan juga menyayangkan sikap Panglima Laot setempat yang tidak peduli dengan kondisi para nelayan dan permainan para agen

“Panglima Laot cuma memikirkan diri sendiri sedangkan kami menjerit atas mahalnya harga BBM, seharusnya Panglima Laot menegur agen serta mengontrol jika ada oknum-oknum yang menimbun BBM Subsidi,” lanjutnya

Sementara itu Panglima Laot setempat M Hasan Ishaaq, membantah tudingan para nelayan terkait kenaikan harga BBM.

“Harga solar di SPBU Bantayan, masih harga normal dan seperti biasa, namun jika ada yang memasok Minyak dari luar Aceh Utara wajar dijual dengan harga mahal,” ujar M. Hasan

Ia mengatakan, harga Solar di SPBU Bantayan masih harga normal, jika dibawa dari luar Aceh Utara, wajar saja dijual dengan harga lebih mahal harganya.

“Harga solar subsidi diambil dari SPBU 6.800, dijual ke nelayan 7.800, penambahan 1000 sampai ke lokasi hanya untuk ongkos kerja,” sebut M. Hasan

Dalam 1 bulan kata Panglima Laot, SPBU Bantayan memperoleh pasokan 11 Tanki solar Subsidi, namun baru 20 hari sudah habis untuk 10 hari lagi nelayan harus membeli dengan harga mahal karena dipasok dari luar Aceh Utara.

“Saya juga sudah melaporkan kekurangan tersebut kepada pihak Pertamina dikarenakan akhir tahun memang selalu seperti ini, kita sudah mengirimkan data, bahwa tiap tahun Boat yang beroperasi bertambah, namun banyak nelayan bukan berdomisili di Seunuddon, kami juga bingung, jika ingin murah buat surat dan ambil sendiri di SPBU,” tegas M. Hasan

M. Hasan juga meminta penegak hukum untuk menangkap para oknum yang menjual minyak subsidi keluar Seuneudon, akibat ulah oknum tersebut nelayan setempat sulit mendapat BBM serta harus membeli dengan harga mahal.

“Kami minta penegak hukum untuk menangkap pemain minyak di SPBU Bantayan, karena ada oknum yang menampung dan menjual minyak ke luar sehingga menyebabkan para nelayan Seuneudon kesulitan mendapatkan Minyak Subsidi,” tegas M. Hasan Ishaq (Munawir)