Daerah  

Diduga Sekretaris Mahkamah Syariah Bireuen Alergi Terhadap Wartawan

Sekretaris Mahkamah Syariah Bireuen Dhiauddin S.Ag

LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Di Zaman keterbukaan informasi saat ini sosok pejabat publik tentu sudah tidak asing lagi dengan media yang mana segala bentuk kegiatan selalu diberitakan, karena media itu sendiri mitra dari pemerintah.

Namun justru yang terjadi malah sebaliknya di Bireuen, pasalnya Sekretaris Mahkamah Syariah Dhiauddin S.Ag saat akan diwawancara oleh wartawan malah menghindar sambil mengeluarkan kata-kata tidak senonoh.

Sejumlah wartawan mendatangi Kantor Mahkamah Syariah Bireuen ingin meliput pemeriksaan terhadap Ketua dan Sekretaris oleh Ombudsman RI perwakilan Aceh terkait dugaan Maladministrasi dalam penunjukan LBH untuk Pos Bantuan Hukum (Posbakum) pada Kamis 6 Mei 2021.

“Hati-hati ngomong ada wartawan” ketus Dhiauddin saat melakukan foto bersama dengan perwakilan Ombudsman di hadapan Ketua Mahkamah Syariah

Bukan hanya itu, saat dikonfirmasi kembali oleh salah satu wartawan melalui panggilan telepon Dhiauddin juga mengatakan tidak ada waktu karena sedang sibuk.

“Setelah Dhiauddin mengetahui wartawan yang menelepon langsung mengatakan tidak ada waktu dan memutuskan sambungan telepon,” kata salah satu wartawan media online liputan Bireuen

Tentu saja sikap Dhiauddin membuat awak media bertanya-tanya ada apa dengan orang nomor dua di Mahkamah Syariah Bireun tersebut, sampai-sampai alergi terhadap wartawan yang mana mau melakukan konfirmasi dan klarifikasi tentang anggaran dari pemerintah.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bireuen, Bahrul Walidin yang dimintai tanggapannya terkait sikap Sekretaris Mahkamah Syar’iah yang terkesan alergi terhadap pekerja pers, mengaku sangat menyayangkan tindakan tersebut.

Menurutnya, pers berperan sebagai alat kontrol sosial masyarakat, yang bertugas menjalankan kerja-kerja jurnalistik sesuai koridor yang dilindungi UU No 40 tahun 1999 tentang pers. Sehingga, seluruh lapisan masyarakat seharusnya memberi dukungan terhadap kebebasan pers di tanah air, demi terciptanya iklim demokrasi. Tak terkecuali pejabat publik, yang menjalankan fungsi pelayanan.

“Kami sangat menyayangkan sikap serta tindakan Sekretaris MS, yang terkesan arogan dan alergi terhadap wartawan di Bireuen,” tukasnya.

Menurut Bahrul, seharusnya selaku abdi masyarakat, Dhiauddin mendukung terciptanya kebebasan pers, serta tidak anti kritik media yang disajikan secara objektif dan berimbang. Dia berharap, pejabat publik maupun semua lapisan masyarakat di Kabupaten Bireuen, bisa berperan mewujudkan iklim demokrasi yang baik, khususnya dengan memberi ruang kepada insan pers, untuk bekerja secara profesional.

“Semoga dimasa mendatang, sikap dan tindakan yang mengekang kebebasan pers, seperti perlakuan Dhiauddin ini bisa berangsur-angsur berubah,” tandasnya. (Red)