LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Lembaga Kemanusiaan Eddie Foundation kembali membangun dan memugar prasasti bersejarah berupa makam kuno yang diyakini milik raja Deurma di Gampong Raya Tambo, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Makam tersebut terletak di semak belukar belantara hutan kawasan Gampong Raya Tambo dan ditemukan oleh relawan Eddie Foundation. Tidak lama setelah penemuan prasasti, Direktur Eddie Foundation Dr(Cn). Teuku Eddy Faisal Rusydi, SH., M.Sc., CM., CTT. (K) meminta Juru Bicara Akmal Rusli dan relawan untuk berkoordinasi dengan pihak terkait, lalu berkomitmen akan segrra membangun dan melakukan pemugaran agar tidak hilang jejak sejarahnya.
Respon cepat Eddie Foundation dalam menyelamatkan situs sejarah di Aceh diapresiasi oleh berbagai kalangan di Aceh.
“Tidak seperti lembaga lain yang datang ke sejumlah makam hanya untuk photo-photo, lalu naikkan ke facebook dan pulang. Eddie Foundation datang dengan solusi yaitu membangun situs sejarah itu “ sebut salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Raja Deurma sendiri merupakan salah seorang Raja yang memerintah pada abad 16 Masehi dan dikenal sebagai raja yang sangat dermawan, penemuan batu nisan raja Deurma di kawasan itu pula memiliki pertalian sejarah dengan “ Glee Kapai “ di Gampong Raya Dagang yang beberapa waktu lalu telah dikunjungi relawan Eddie Foundation.
Eddie Foundation akan menurunkan tim peneliti terbaiknya untuk menarasikan sejarah “ Glee Kapai “ di Gampong Raya Dagang korelasinya dengan penemuan makam kuno yang diyakini milik raja Deurma di Gampong Raya Tambo.
Kepala Desa Gampong Raya Tambo Syafruddin menerangkan bahwa sebelum Tim Eddie Foundation menemukan situs bersajarah bersejarah itu, bertahun-bertahun sebelumnya berkembang mitos di Gampong Raya Tambo bahwa makam tersebut adalah milik pemuka Agama Hindu.
Sejak Tim Eddie Foundation menemukan makam kuno itu dan memperjelas tulisan batu nisan, saat itu pula pikiran masyarakat berubah total. Ujar Syafruddin.
Ketika di temukan pertama kali oleh Tim Eddie Foundation, makam tersebut berada ditengah-tengah hutan, tanpa ada yang peduli. Lalu, Juru Bicara Eddie Foundation Akmal Rusli menjelaskan kepada warga bahwa makam tersebut adalah milik seorang raja yang pernah memimpin kerajaan Islam pada Abad ke 16 M. Kalau dilihat dari tipologi batu nisan.
“Sejauh ini diketahui tipe nisan yang di temukan yaitu tipologi Kerajaan Aceh Darussalam Abad ke-16 M, menandakan ciri-ciri fisik penggayaan nisan masa transisi Kerajaan Sumatra-Pasai ke kerajaan Aceh Darussalam sampai kepada masa awal Kebangkitan Kesultanan Aceh Darussalam,” Pungkas Akmal Rusli pada Sabtu 6 Februari 2021 (Red)