Eks GAM Batee Iliek Minta Juru Runding Bertanggung Jawab Tuntaskan Butir MoU Helsinki

LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Puluhan Eks Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Batee Iliek menyampaikan pernyataan sikap menuntut tim juru runding bertanggung jawab terkait hasil kesepakatan Damai yang tertuang dalam MoU dan UUPA.

Pernyataan sikap dihadiri oleh 14 pimpinan Sagoe Daerah lll dan daerah lV wilayah Batee iliek Kabupaten Bireuen bersama seluruh mantan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di wilayah Batee Iliek di De Faree Kopi pada Sabtu 10 April 2021.

Sejumlah eks kombatan yang hadir diantaranya, Tgk M. Yakob alias Toke Mameh Rusyidi Mukhtar S.Sos atau Ceulangik yang saat ini menjabat Ketua DPRK Bireuen, Amad Gurugui, Motorola, Drien Tujoh, Mentri KPA, Apa EL, Aqua, Apeng, Amad Rawoen, Loreng, Muhktarudin Abon, Adam Nilam, Yahya Manok Sayuti Kumoeng, pemgurus KPA serta puluhan eks GAM lainnya.

“Kami menuntut tim juru runding kedua belah pihak, agar mempertanggung jawabkan hasil kesepakatan damai antara tim juru runding GAM dan RI yang mana kedua belah pihak telah melahirkan perdamaian dan butir butir MOU Helsinki Finlandia itu,” ujar Toke Mameh

Sementara itu Ketua DPRK Bireuen Ceulangik mengatakan, acara tersebut hanya pertemuan biasa dan silaturrahmi sesama eks Kombatan GAM, namun dalam diskusi eks GAM menyampaikan aspirasinya agar butir-butir MoU yang tertuang dalam UUPA agar dituntaskan.

“Banyak poin dalam MoU dan UUPA yang hingga saat ini belum terealisi karena terkendala dengan Pemerintah Pusat, para eks Kombatan GAM wilayah Batee Iliek meminta Tim juru runding, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh agar segera menyelesaikannya,” Politisi Partai Aceh tersebut.

Menurut Ceulangik kondisi Aceh saat ini sudah sangat kondusif dan aman, para eks Kombatan GAM dan masyarakat Aceh sudah sangat bersabar dan bersusah payah dalam merawat perdamaian, namun jika Pemerintah Pusat mengkhianati hasil perdamaian maka sangat tidak mungkin Aceh akan kembali dalam pusaran konflik.

“Kami sangat mengharapkan pemerintah Aceh dan pemerintah pusat untuk sama-sama menyikapi permasalahan ini, kami sebagai mantan Kombatan Aceh merdeka (GAM) merasa dikhianati oleh pemerintah RI, jika dibiarkan berlarut ditakutkan timbul konflik baru,” tegas Ceulangik. (Budi)