Daerah  

Insentif Nakes Covid19 di Bireuen 10 Bulan Tak Cair, Anggaran dari Kemenkes Raib?

Ilustrasi, Nakes Covid19

LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Sejumlah tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Fauziah Bireuen mengeluhkan persoalan insentif yang sudah 10 bulan belum cair-cair.

Mereka menunggu kepastian pemberian insentif yang dijanjikan pemerintah pusat, sementara dari Pemkab Bireuen tenaga kesehatan penanggulangan Covid19 belum pernah mendapat apapun.

“Sudah Sepuluh bulan insentif kami yang berasal dari Kemenkes belum dicairkan, kalau dari Pemkab apa yang bisa kita harapkan, alasannya tidak ada anggaran,” ungkap salah seorang Nakes di ruang Pinere RSUD dr. Fauziah yang enggan disebutkan namanya kepada lintanasional.com pada Senin 28 Juni 2021.

Dirinya mengaku sudah sempat mencoba menanyakan perihal keterlambatan pencairan tersebut ke manajemen rumah sakit, namun tak mendapatkan jawaban memuaskan.

Belum cairnya insentif penanganan COVID-19 sejak empat bulan terakhir terhitung pada September 2020 hingga Juni 2021 membuat mereka ingin menyerah dan tidak sanggup lagi mengambil resiko.

“Pasien terpapar semakin terus bertambah, kami berjuang habis-habisan, risiko terpapar sangat besar, namun Pemerintah menahan insentif, kami sudah sangat lelah bang, tidak tahu harus mengadu kemana, tidak ada yang peduli,” ujarnya lirih.

Kendati dihantam banyak permasalahan, namun ia dan nakes lainnya di Bireuen selama ini tetap bekerja secara profesional menangani pasien COVID-19 yang silih berganti setiap harinya.

“Kami sama dengan yang lainnya, sama-sama lelah, capek, dan ingin urusan COVID-19 ini segera selesai. Cuma kami sadar kalo itu tidak mungkin. Makanya kami tetap bekerja secara profesional, saling mengingatkan dengan rekan nakes lainnya untuk berjuang selama pandemi ini ada,” tegasnya.

Padahal, katanya, insentif pemerintah pusat melalui Kemenkes ini justru sudah turun sejak April lalu.

“Kita menerima informasi anggaran dari Kemenkes sudah cair, namun kita tidak tahu alasan kenapa insentif kami belum dicairkan”, kata salah satu Nakes lainnya.

Mereka mengaku saat ini Hanya menerima honor yang berasal dari BPJS, sementara insentif sebagai petugas COVID-19 belum cair.

“Honor dari BPJS memang lancar tiap bulan, tapi kalau jasa Covid19 sudah 10 belum jelas,” ujarnya.

Ia meminta anggota DPRK untuk mendesak Pemkab Bireuen agar segera membayar insentif tenaga medis Covid19.

“Kami minta anggota DPRK Bireuen agar memanggil pihak Dinas Kesehatan dan Dirut RSUD Fauziah mempertanyakan anggaran yang berasal dari Kemenkes agar tidak terus diendapkan di kas ataupun sudah raib?,” pintanya

Sementara itu Direktur RSU dr. Fauziah Bireuen dr. Amir Addani yang dikonfirmasi pihak media pada Senin 28 Juni 2021 melalui pesan Whassapp mengatakan insentif tenaga medis Covid19 sudah diusulkan ke Dinas kesehatan

“Ya dana di Dinkes mohon konfirmasi dengan Kadinkes dan bahannya sudah diserahkan semua ke Dinkes Bireuen,” kata dr. Amir

Ia mengatakan sudah mengajukan pencairan insentif untuk tenaga medis Covid19.

“Ya, kami sudah melakukan pengajuannya,” lanjutnya

Sementara itu pihak media ini belum mendapat konfirmasi dari Kepala Dinas Kesehatan Bireuen dr. Irwan A Gani. (Red/002)