Iklan Lintas Nasional
Daerah  

Kuala Seukon Semakin Dangkal, Ratusan Petani Tambak di Samalanga Terancam Punah

Kuala Seukon Semakin Dangkal, Ratusan Petani Tambak di Samalanga Terancam Punah

LINTAS NASIONAL - BIREUEN, Ratusan petani tambak di kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen terancam gulung tikar karena kesulitan mendapatkan air akibat kuala Seukon sangat Dangkal.

Pada Kamis 22 Oktober 2020 sejumlah petani tambak setempat melakukan gotong royong menggali kuala yang dangkal secara manual dengan menggunakan cangkul untuk dapat memgairi tambak mereka.

Pantauan lintasnaaional.com Kondisi Kuala sudah sangat Sangat memprihatinkan dan sudah berlansung selama beberapa tahun terakhir saat ini mereka sangat berharap kepedulian pihak Pemerintah agar Kuala Seukon yang terletak di Kemukiman Tanjongan tersebut untuk segera digali.

Heri, mewakili petani tambak lainnya mengatakan, ratusan masyarakat disini berprofesi sebagai oetani tambak, akibat susah mendapatkan air asin makan sejak beberapa tahun terakhir hasil panen tidak maksimal bahkan banyak yang merugi.

"Mata pencaharian sehari-hari kami cuma di tambak satu-satunya, sejak beberapa tahun kami terpaksa bergotong royong untuk membuka Kuala dengan menggunakan cangkul, dan ini hanya bertahan sebentar, nanti akan tergerus lagi dan kembali seperti semula," kata Heri

Dengan kondisi seperti ini, Heri berharap kepedulian pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka, mereka juga sudah beberapa kali melaporkannya ke pihak terkait, namun hingga saat ini belum ada yang oeduli.

"Pemerintah harus danvDinas terkait harus segera turun tangan, karena ini menyangkut hajat hidup ratusan keluarga, muadah-mudahan ada yang peduli," pinta Heri

Sementara itu salah Keuchik 
di kemukiman Tanjongan Munawar Khalil yang ditemui media ini mengatakan, seluruh Keuchik dalam kemukiman Tanjongan yang terdiri delapan Desa sejak tahun 2016 hingga 2019 sudah mengusulkan dalam Musrenbang Kecamatan untuk diteruskan ke Pemkab Bireuen.

"Namun disaat selesai pembahasan anggaran selama 4 tahun untuk item pengerukan Kuala Seukon tidak pernah ada dalam RAPBD, entah siapa yang menghilangkannya," ujar Keuchik Khalil

Khalil mengakui pada tahun 2018 mengikuti Musrenbang sebagai perwakilan dari Kecamatan yang digelar di Kabupaten dan saat itu menjelaskan kondisi Kuala Seukon yang semakin hari semakin dangkal namun mereka juga mengabaikan.

"Di Musrembang Kabupaten juga saya sudah menyuarakan tentang Kuala Seukon ini tapi belum juga ada realisasi dari Pihak Pemkab Bireuen, kasian mareka sampai harus pakai cangkul untuk membuka kuala yang dangkal," ungkap Khalil

Seperti diketahui Kuala Seukon tersebut berbatasan lansung dengan Kabupaten Pidie Jaya dan merupakan satu-satunya kuala di Ujung Barat Wilayah Bireuen sehingga ratusan petani tambak memafaatkan Kuala Sekon untuk kelansungan hidup mareka. (Red)

LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Ratusan petani tambak di kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen terancam gulung tikar karena kesulitan mendapatkan air akibat kuala Seukon sangat Dangkal.

Pada Kamis 22 Oktober 2020 sejumlah petani tambak setempat melakukan gotong royong menggali kuala yang dangkal secara manual dengan menggunakan cangkul untuk dapat memgairi tambak mereka.

Pantauan lintasnaaional.com Kondisi Kuala sudah sangat Sangat memprihatinkan dan sudah berlansung selama beberapa tahun terakhir saat ini mereka sangat berharap kepedulian pihak Pemerintah agar Kuala Seukon yang terletak di Kemukiman Tanjongan tersebut untuk segera digali.

Heri, mewakili petani tambak lainnya mengatakan, ratusan masyarakat disini berprofesi sebagai oetani tambak, akibat susah mendapatkan air asin makan sejak beberapa tahun terakhir hasil panen tidak maksimal bahkan banyak yang merugi.

“Mata pencaharian sehari-hari kami cuma di tambak satu-satunya, sejak beberapa tahun kami terpaksa bergotong royong untuk membuka Kuala dengan menggunakan cangkul, dan ini hanya bertahan sebentar, nanti akan tergerus lagi dan kembali seperti semula,” kata Heri

Dengan kondisi seperti ini, Heri berharap kepedulian pemerintah untuk memperhatikan nasib mereka, mereka juga sudah beberapa kali melaporkannya ke pihak terkait, namun hingga saat ini belum ada yang oeduli.

“Pemerintah harus danvDinas terkait harus segera turun tangan, karena ini menyangkut hajat hidup ratusan keluarga, muadah-mudahan ada yang peduli,” pinta Heri

Sementara itu salah Keuchik
di kemukiman Tanjongan Munawar Khalil yang ditemui media ini mengatakan, seluruh Keuchik dalam kemukiman Tanjongan yang terdiri delapan Desa sejak tahun 2016 hingga 2019 sudah mengusulkan dalam Musrenbang Kecamatan untuk diteruskan ke Pemkab Bireuen.

“Namun disaat selesai pembahasan anggaran selama 4 tahun untuk item pengerukan Kuala Seukon tidak pernah ada dalam RAPBD, entah siapa yang menghilangkannya,” ujar Keuchik Khalil

Khalil mengakui pada tahun 2018 mengikuti Musrenbang sebagai perwakilan dari Kecamatan yang digelar di Kabupaten dan saat itu menjelaskan kondisi Kuala Seukon yang semakin hari semakin dangkal namun mereka juga mengabaikan.

“Di Musrembang Kabupaten juga saya sudah menyuarakan tentang Kuala Seukon ini tapi belum juga ada realisasi dari Pihak Pemkab Bireuen, kasian mareka sampai harus pakai cangkul untuk membuka kuala yang dangkal,” ungkap Khalil

Seperti diketahui Kuala Seukon tersebut berbatasan lansung dengan Kabupaten Pidie Jaya dan merupakan satu-satunya kuala di Ujung Barat Wilayah Bireuen sehingga ratusan petani tambak memafaatkan Kuala Sekon untuk kelansungan hidup mareka. (Red)