Daerah  

LBH Iskandar Muda Minta Pemkab Aceh Utara Tanggapi Serius Mahalnya Solar Subsidi untuk Nelayan

LINTAS NASIONAL – ACEH UTARA, Ketua Lembaga Bantuan Hukum Iskandar Muda Aceh perwakilan Lhokseumawe -Aceh Utara (LIMA) Rizal Saputra meminta Pemkab Aceh Utara untuk membentuk Tim khusus terkait mahalnya harga Solar Subsidi yang dijual ke Nelayan.

Rizal menyebutkan dugaan terjadinya permainan oknum agen penampung solar untuk nelayan di Kecamatan Seuneudon merupakan isu serius karena Pemerintah sudah menetapkan harga Solar subsidi untuk masyarakat.

Menanggapi keluhan ratusan nelayan Seuneudon Rizal Saputra meminta Pemerintah bekerjasama dengan penegak hukum untuk membentuk Tim khusus untuk menyelidiki dugaan permainan oknum agen sehingga harga jual solar subsidi untuk para nelayan melambung tinggi.

“Pemkab Aceh Utara segera membentuk tim tugas khusus untuk dapat segera menyelidiki permasalahan ini, apakah benar terjadi seperti pengakuan para nelayan bahwa ada oknum agen penampung solar yang menjual harga tinggi kepada para nelayan,” pinta Rizal dalam keterangannya kepada media ini pada Selasa 12 Desember 2023.

Rizal meminta adanya aturan ketat tentang pembelian solar subsidi oleh nelayan, serta dilakukan pengawasan terhadap SPBU yang menyalurkan solar subsidi, sehingga tidak terjadi kelangkaan dan harga diluar ketentuan Pemerintah seperti yang terjadi saat ini.

“Penimbunan BBM subsidi merupakan tindakan kriminal, palku bisa dijerat pidana, jika terjadi penimbunan, BBM jadi langka, harga akan melambung tinggi, para nelayan tidak bisa melaut, ini sangat disayangkan jika tidak segera ditangani, terkait penyaluran BBM dengan jelas diatur dalam pasal 53 Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,” pungkas Advokat Rizal Saputra

Sebelumnya diberitakan, Ratusan Nelayan Ulee Rubek Barat serta Ule Rubek Timur, Lhok Puuk beserta Bantayan Kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh Utara mengeluhkan harga Solar yang meningkat drastis dari 8000 menjadi 9.500.

Mahalnya harga Solar itu bukan karena kenaikan harga BBM secara nasional, namun karena ada permainan oknum agen atau pemasok. (Munawir)