LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Tegas, berani, punya tekad yang kuat, berjiwa sosial tinggi dan murah senyum begitulah yang digambarkan oleh orang-orang yang telah mengenal sosok Hj. Rizayati atau perempuan yang bergelar Srikandi Cut Nyak Cahaya Jeumpa.
Akhir-akhir ini sosoknya sangat dikenal di Aceh dan sebagian Provinsi di Indonesia, pasalnya sejak setahun terakhir sering muncul di berbagai media dan hadir ditengah-tengah masyarakat baik terkait gebrakan sosial maupun di bidang bisnis yang digelutinya.
Berbicara di Aceh, awal-awal kemunculannya ke publik banyak yang meragukan kemampuannya dan menganggap remeh gebrakan yang dibuat perempuan 36 tahun tersebut.
Malah saat disemat gelar adat Cut Nyak Cahaya Jeumpa oleh sejumlah tokoh Bireuen dan Ulama Kharismatik Aceh di Makam Raja Jeumpa Bireuen tidak sedikit yang mencibirnya dan menanyakan atas dasar apa Rizayati mendapat gelar tersebut, tentunya sejumlah tokoh dan Abu Tumin sudah mempertimbangkannya jauh-jauh hari.
Namun bagi Hj. Rizayati ia tidak pernah mempermasalahkan apa kata orang karena gelar tersebut merupakan sebuah beban besar yang harus dipikulnya, dirinya sadar dengan penghormatan itu ia mempunyai tanggung jawab yang sangat besar di tanah kelahirannya.
“Awalnya sempat berpikir, gelar tersebut belum layak saya semat, namun setelah diyakinkan oleh Abu Tumin siapa yang bisa menolaknya, dan menerimanya dengan tekad kedepan akan melakukan yang terbaik untuk Aceh, khususnya Bireuen,” kata Hj. Rizayati beberapa waktu lalu saat berbincang dengan Tim lintasnasional.com
Meskipun lahir dari keluarga yang sederhana, Hj. Rizayati yang sempat merasakan konflik Aceh dan melihat kondisi masyarakat pasca konflik yang masih jauh tertinggal dengan daerah lain ia bertekad untuk memajukan Aceh Khususnya yang kemudian ia hijrah ke ibukota.
“Banyak lika-liku yang telah saya alami, tidak mudah mencapai apa yang saya telah saya dapatkan sekarang, meskipun sering berkunjung hampir keseluruh Daerah di Indonesia dan ada gerakan sosial di Daerah lain, tapi saya tetap mengutamakan tanah kelahiran serta ingin melihat Aceh lebih baik kedepan,” tegasnya
Penggagas Indonesia Terang tersebut tidak ambil pusing dan memikirkan apa kata orang diluar sana, meskipun ada sebagian yang mencaci maki dan meremehkannya itu semua akan jadi motivasi bagi dirinya dan keluarganya.
“Bekerja dan berbuat lebih penting daripada mengurusi cibiran orang, semuanya akan terbukti disaat kita membuktikannya, tidak ada manusia yang sempurna, semua yang kami lakukan biar masyarakat dan Allah yang menilainya,” pungkasnya
Beberapa waktu lalu publik juga dikejutkan dengan kehadiran sejumlah tokoh, pimpinan Daerah di sejumlah Kabupaten di Indonesia serta yang paling menghebohkan dengan kedatangan Investor asal Korea Selatan ke Aceh.
Kedatangan mereka semua untuk menghadiri pesta Perkawinan Adik Kandung Hj. Rizayati di hotel Purnama Raya Bireuen pada Selasa 4 Januari 2020 kemarin, meskipun mengundang tamu ribuan orang dan sejumlah pejabat daerah namun tetap dilaksanakan sesuai sesuai protokoler kesehatan Covid19.
Meskipun banyak pejabat dari Pemerintahan pusat dan sejumlah pejabat daerah tidak bisa hadir karena masih kondisi Covid19 namun tidak sedikit dari mereka yang mengirimkan ucapan selamat lewat papan bunga.
Di lokasi pesta juga terlihat Papan bunga dari Pejabat tinggi negara, sejumlah Menteri, dari sejumlah kepala Daerah di Indonesia serta ratusan papan bunga dari perusahaan mitra kerja Hj. Rizayati berjejeran hingga 1 KM dari tempat Acara
Belakangan diketahui kedatangan Investor asal Korsel tersebut bukan hanya menghadiri pesta namun merupakan balasan kunjungan Hj. Rizayati ke Korsel pada akhir 2020 lalu yang telah melakukan MoU bekerjasama untuk berinvestasi di Aceh dan Sejumlah wilayah di Indonesia.
Pada Rabu 5 Januari 2020 Hj. Rizayati, karyawan PT. Imza Rizky Jaya Group bersama Investor Korsel tersebut bertolak ke Pulau Sabang untuk meninjau lahan pembangunan Rumah Sakit Imran Riza (IMZA) yang bertaraf Internasional.
Kedatangan Presdir Imza Rizky Jaya bersama Suami Imran Abdul Hamid, karyawan serta Investor Korea Selatan disambut meriah oleh Walikota Sabang, Bupati Simeulu dan Sekda Kabupaten Aceh Besar serta sejumlah pejabat teras lainnya.
Selain itu Hj. Rizayati bersama Investor Korea juga menghibahkan 20.000 lebih lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU TS) untuk Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar dan Simeulue.
“Tahap awal kami sudah melihat lokasi pembangunan RS IMZA di sejumlah Daerah di Aceh termasuk Sabang, Aceh Besar dan Bireuen, nantinya kita akan pertimbangkan daerah mana yang paling strategis, untuk lampu PJU TS sejumlah 20 ribu unit sudah kami serahkan secara simbolis yang diterima Bupati dan walikota, Insya Allah dalam waktu dekat akan segera terealisisasi,,” kata prempuan penerima sejumlah penghargaan di tingkat nasional tersebut
Untuk pembangunan RS IMZA di Aceh dan dan di sejumlah Wilayah lainnya di Indonesia selain menhgandeng Investor Asal Korea Selatan Hj. Ruzayati juga menggandeng Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) dan sejumlah pihak lainnya.
Meskipun pernah mengalami masa-masa sulit dan jatuh bangun dalam membangun bisnis, namun dirinya sangat yakin tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak.
“Bekerja dan membantu dengan keikhlasan, tidak melupakan orang yang membutuhkan, yakinlah apa yang akan kita Cita-citakan pasti di Ridhai oleh Allah SWT, terkait sejumlah penghargaan yang kami terima itu menjafikan motivasi untuk bekerja dan berbuat lebih baik kedepannya,” pungkas Dr. (Cn) Hj. Rizayati SH, MM
Itulah sekilas tentang Sosok Hj. Rizayati, kemampuannya lobinya tidak diragukan lagi, buktinya ia mampu menggandeng PBNU salah satu Ormas terbesar di Indonesia dan mampu mendatangkan Investor asal Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia dalam pembangunan RS IMZANUSA dan sejumlah proyek strategis nasional lainnya (Red)