Oleh: Abdan Syakura
Jika dilihat fenomena generasi milenial sekarang, sangat bagus untuk upaya melatih literasi dan mengembangkan potensi literasinya bagi yang sudah memiliki skil yang sudah dipelajari. Dalam fase sekarang canggihnya basis tekhnologi membuat generasi muda semakin instan untuk belajar, mencari informasi, serta mengasah daya literasi dengan belajar berbagai hal-hal yang akan ditekuni tentu saja bisa dicari lewat internet.
Kunci utama untuk mempelajari literasi adalah kemauan serta tekad kuat yang muncul dalam diri generasi. Antara lain jika mempunyai niat yang sungguh-sungguh dan melewati segala proses, daya literasi akan tercapai. Sebenarnya upaya untuk belajar tidaklah berat asalkan bisa melawan kemalasan yang kelamaan akan menjadi kejumudan.
Antara lain, kalau proses kemalasan sudah benar-benar ditaklukan, kecintaan dalam belajar akan didapatkan. Kenikmatan belajar sangat dirasakan jika kita benar-benar menekuninya. Kemudian salah satu upaya untuk belajar berliterasi adalah kekuatan dalam membaca dan memahami isi buku yang dibacakan serta dicerna dengan jernih.
Budaya membaca harusnya tetap dikedepankan oleh pemuda agar pola pikirnya bercakrawala luas serta dapat memahami juga dapat menjawab persoalan yang terjadi dalam dunia kemasyarakatan. Jangan hanya jadi pemuda yang sibuk dengan mengutamakan hal yang tidak mencerminkan masa depan. Tentunya generasi yang berbasis literasi akan menemukan bakatnya tersendiri dalam mengartikan makna kehidupan yang dituangkan dalam tulisan.
Kecanggihan tekhnologi jika tidak dimanfaatkan secara baik juga akan berdampak tidak bagus juga kalau tidak digunakan secara bijak. Yang didapatkan hanyalah membuang-buang waktu sia-sia. Tetapi jika dimanfaatkan dengan baik akan mendatangkan manfaat.
Terlepas daripada itu, jika dikutip dari UNESCO indonesia masih mendapatkan urutan kedua paling bawah soal literasi dunia. Yang memiliki arti minat bacanya masih sangat rendah dan memprihatinkan hanya 0,001%. Sangat miris bukan, kita perlu refleksikan bersama dan meningkatkan budaya membaca agar tidak melek dalam hal literasi.
Dalam konteks ini, upaya untuk menumbuhkan budaya literasi hal utama yang harus diproleh adalah kesadaran terhadap diri sendiri. Selain daripada itu menulis diary baik di handphone maupun buku catatan kecil, apa yang kita alami setiap hari tulislah dalam catatan tersebut, selebih darinya kalau mampu membuat sebuah komunitas literasi untuk meningkatkan pemahaman dalam membaca serta berdiskusi terkait bacaan yang telah dipelajari.
Apa yang kita bayangkan setelah kita melihat presentase literasi indonesia. Dalam konteks ini perlu kesadaran bersama untuk meningkatkan budaya literasi yang baik sehingga peringkatnya dikemudian hari dapat meningkat sedikit demi sedikit. Jangan hanya dijadikan sebagai alat tontonan saja setelah melihat fakta yang terjadi.
Apalagi jika kita melihat fakta yang terjadi di Aceh saat ini, pemuda sudah menghabiskan waktunya berjam-jam sampai berhari-hari mengakses game seakan-akan lupa terhadap peran kepemudaan dimasa yang akan datang. Kalau dibiarkan begitu saja, takutnya menjadi problem berlarut serta klimaks terhadap game yang dimainkan tersebut.
Sejatinya, literasi merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan masyarakat. Sehingga literasi tidak terbentuk begita saja tanpa usaha dan proses secara terus-menerus. Tetapi perlu membentuk kebiasan (habits) setiap harinya agar generasi literasi dapat terbentuk.
Pentingnya berliterasi supaya pemuda dan masyarakat umum khususnya dapat mengikuti perkembangan zaman, yang dituntuk untuk mahir berliterasi sehingga tidak terjadinya primitif. Literasi ini sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan setiap generasi khususnya generasi milenial yang sedang mencari skilnya dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Aset terbesar yang harus dimiliki oleh pemuda adalah pengembangan diri, karena itulah modal terbesar yang harus dimiliki oleh pemuda. Jika itu tidak bisa diperoleh alangkah lebih baik beternak diri saja karena tidak ada manfaatnya dalam melewati tahapan-tahapan dan waktu yang terbuang begitu saja ketika melewati masa kepemudaannya.
Selain daripada itu, alangkah lebih baiknya memperbaiki setiap masa yang telah berlalu dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat serta menjadi modal untuk masa tua nanti. Kalau bukan sekarang mengukir prestasi, kapan lagi akan memperolehnya. Sehingga dimasa tua nanti kita tidak ada kenyamanan dan ketentraman dalam menjalin kehidupan. Akibat bermalas-malasan dimasa muda.
Dalam Hal ini, mari kita bersama bergandengan tangan untuk memperbaiki diri dengan berliterasi setiap hari. Agar kita semua dapat merasakan manisnya berliterasi serta terwujudnya masyarakat yang kreatif dan berinovasi. Sungguh sangat indah bila dalam diri setiap pemuda dan masyarakat memiliki kemampuan dalam berliterasi.
Tidak menutup kemungkinan jika kita bersama memiliki masa depan yang cemerlang dan meningkatkan daya saing dalam ilmu pengetahuan serta dapat meningkatkan iq dengan terus-menerus mengasah cara berpikir yang jernih. Maka akan terhindar dari kejumudan.
Oleh karena itu generasi muda perlu terus menerus dikasih pupuk supaya bisa berkembang agar terus bisa menyebarkan juga minat yang sama dan juga meningkatkan kepercayaan diri bahwa menulis itu penting. Agar bisa mendapatkan tulisan yang bagus perlu memperbanyak sumber bacaan.
Tantangan Generasi milenial saat ini tidaklah mudah, sangat jauh berbeda dengan pemuda sebelumnua. Karena generasi sekarang bukan juga dituntut literasi, tetapi juga harus bisa memanfaatkan dan menggunakan kecanggihan tekhnologi.
Menumbuhkan Minat Baca
Agar bisa menumbuhkan minat baca, perlu upaya bersama jatuh cinta terhadap buku, kunci utamanya. Setelah itu menyempatkan waktu setiap hari setengah jam minimal untuk membaca, sehingga jika dilakukan terus menerus akan menjadi kebutuhan. Sehingga tidak lengkap dan merasa tidak enak kalau belum membaca.
Dalam konteks membaca, jangan hanya dibaca sepintas saja, itu tidak akan meningkatkan pembaca menjadi pembaca yang kritis. Tetapi perlu dipahami isi dan maknanya serta dicerna dengan jernih maksud yang tertulis dalam bacaan. Jika halnya dibaca begitu saja tidak dapat mendalami makna isinya dengan benar, takutnya akan didapatkan pemahaman yang sebenarnya.
Membaca bukanlah hal yang berat, asalkan ada keinginan yang kuat dalam diri serta berusaha untuk menggapainya sungguh sangatlah mudah. Hal yang perlu dilawan adalah penyakit kemalasan, karena itu semua yang bikin orang menjadi malas melakukan sesuatu. Selain daripada itu, bukan buku saja yang harus dibaca tetapi berita dan informasi di Media massa juga perlu untuk dicicipi serta memperoleh informasi.
Karena dengan memperoleh informasi dari media massa kita dapat mengetahui problem dan isu-isu yang terjadi dalam masyarakat. Dan juga kita akan memperoleh kepekaan serta dapat memberikan solusi terhadap isu yang sedang berkembang.
Jika kita sering membaca media berita sungguh akan merasakan keinginan untuk membacanya lagi. Karena penasaran terhadap isu-isu yang beredar dalam Negeri maupun luar Negeri. Di Aceh serta diluar wilayah. Apalagi jika kita mencermati dan melihat problem masyarakat sekarang yang muncul dalam media berita, membuat kita semua semakin tergiur keinginan untuk terus mengikuti arah perkembangannya.
Tak heran pula jika kumandangkan, Saya pemuda, saya membaca. Dan juga berliterasi sesuai kemampuan serta terus mengasah pola pikir untuk menuju ke pola pikir yang kritis. Jadi pemuda jangan malas kalau tak ingin menyesal dikemudian hari.
Penulis merupakan Mahasiswa Sosiologi Agama FUF UIN Ar-Raniry