Paham Radikal Sasar Milenial, Hj. Rizayati: Selamatkan Generasi Muda Indonesia

Dr. (Cn) Hj. Rizayati SH, MM

LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Belakangan ini jaringan teroris mulai menyasar anak-anak muda. Hal ini terbukti dari dua aksi terakhir yang diketahui pelakunya rata-rata masih belia merupakan kelahiran 1995 atau berada di usai 20 tahun.

Salah satunya, pelaku penembakan di Mabes Polri pada 31 Maret lalu, dilakukan oleh seorang perempuan millenial berinisial ZA, kelahiran 1995.

Dari kejadian tersebut membuktikan, bahwa generasi muda cukup rentan dengan penyebaran paham radikalisme.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Indonesia Terang (Pinter) Dr (Cn) Rizayati SH, MM mengaku sangat miris dengan perkembangan terorisme di Indonesia, apalagi kelompok teror ini sudah mulai menyasar anak-anak muda.

“Kita sangat miris dengan perkembangan terorisme di tanah air, pasalnya, pelaku terorisme merupakan usia millenial, yang semestinya masa usia produktif dalam belajar dan bekerja, ini harus disikapi dengan arif, agar anak-anak muda kita tidak terjebak dengan paham radikalisme, yang nyata-nyata sudah membawa petaka bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara,” kata Rizayati Rabu 7 April 2021 pagi.

Atas kejadian tersebut, Rizayati yang juga pengusaha asal Aceh tersebut mengajak generasi millenial untuk tetap berhati-hati agar tidak mudah menerima sebaran ajaran paham-paham garis keras.

Riza mengajak agar generasi millenial bijak dalam bermedsos dan menerima informasi. Sebab kelompok teror ini akan terus berusaha mempengaruhi cara berpikir dan bertindak yang dapat merusak bahkan mengorbankan nyawa.

“Hal ini tentunya sangat miris, prihatin dan disayangkan. Idealnya pemuda adalah generasi bangsa, penerus estafet kepemimpinan negara, namun belakangan generasi kaum milenial ini banyak terpapar paham radikalisme yang mengancam integrasi bangsa. Sangat ironi dan beban kita bersama,” ujar perempuan bergelar Cut Nyak Cahaya Jeumpa tersebut.

Karena ini merupakan beban bersama, lanjut dia, maka semua komponen Bangsa harus berperan secara simultan dalam memberantas aksi terorisme dan mencegah paham radikal melalui berbagai kegiatan maupun instansi terutama lembaga ditunjuk seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Saya pikir harus kembali ke kurikulum pendidikan sendiri seperti P4, wawasan kebangsaan, ilmu budaya dasar, ilmu sosial dasar dan lain-lain harus kembali menjadi pembelajaran di kampus-kampus,” terangnya.

“Keimanan kepada Tuhan YME dan kreativitas mengoptimalkan jati diri dalam berbagai manifestasi dan Partai Indonesia Terang memiliki unit itu, Pemberdayaan Pemuda, Perempuan, dan Perlindungan Anak disamping pembinaan UMKM dan Pondok Pesantren,” pungkasnya. (Red)