LINTAS NASIONAL – ACEH BESAR, Beberapa hari ini Pulo Aceh kembali menjadi pembicaraan dan sorotan publik Aceh Besar, pasalnya Pemkab belum mampu merealisasikan janji politik terkait pembenahan tata kelola birokrasi pelayanan publik seperti pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur lainnya.
Pengamat Politik dan kebijakan publik Aceh Udman Lamreung kembali mengkritisi kebijakan Pemkab Aceh Aceh Besar dan BPKS, pasalnya mereka tidak konsisten membangun Pulo Aceh
“Pemerintah Aceh Besar, Pemerintah Aceh dan BPKS, belum ada niat dan konsisten melahirkan master plant pembangunan kawasan ekonomi dan wisata bahari terpadu di Pulo Aceh, terbukti berbagai program pembangunan seperti pelabuhan perikanan, yang dibangun BPKS belum bisa fungsional, dan rencana pemangunan jembatan dua pulau penghubung pulau nasi dan pulau Breuh, sampai hari ini belum jelas,” demikian dismapikan Usman pada Rabu 10 Maret 2021.
Begitu juga infrastruktur prasarana jalan, listrik dan air bersih sebagai kebutuhan dasar juga masih belum jelas. Padahal bila punya plant bersama Pemerintah Aceh Besar, Pemerintah Aceh dan BPKS, sinergi dalam pembangunan kawasan tersebut, bukan tidak mungkin Pulo Aceh pesona alam begitu cantik menjadi periotas dikunjungi wisata baik lokal, nasional dan internasional.
“Malah yang sangat di sayangkan berbagai pembangunan di Pulo Aceh, baik yang diprogramkan pemerintah Aceh Besar dan BPKS bermasalah, tidak fungsional, dan tersangkut indikasi korupsi,” tuturnya
Kata Usman, potensi Pariwisata dan Perikanan Pulo Aceh sangat besar, tapi seperti tidak ada yg mau melirik. Ibarat gadis cantik yang tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, baik yang nama Pemkab Aceh Besar, BPKS, maupun pemerintah Aceh.
“Sudah saatnya pemerintah Aceh Besar BPKS dan Pemerintah Aceh merealisasikan janji-janji dan komitmen, bukan lagi membuat janji baru, buktikan bahwa Pemerintah Aceh Besar dan BPKS konsiten, bukan basa basi, dan warga Pulo Aceh sudah sangat bosan dengan janji dengan harapan hampa tidak ada apa-apa, yang ada rasa kecewa,” pungkas Usman yang juga putra asli Aceh Besar tersebut (Red)