Polemik IPAL Tak Kunjung Selesai, Direktur Eddie Foundation Tawarkan Mediasi

Teuku Eddy Faisal Rusydi

LINTAS NASIONAL – JAKARTA, Terkait konflik kebijakan proyek IPAL di Gampong Pande Banda Aceh Direktur Lembaga Kemanusiaan Eddie Foundation Dr(Cn). Teuku Eddy Faisal Rusydi, SHI., M.Sc., CM., CTT. (K) tawarkan mediasi antara Pemerintah dengan masyarakat.

Hal itu disampaikan Teuku Eddy Faisal Rusydi karena merasa sangat prihatin atas polemik berkepanjangan dan merasa terpanggil jiwanya untuk menyelesaikan persoalan situs bersejarah bangsa Aceh tersebut.

“Permasalahan proyek IPAL Gampong Pande sudah bergulir hitungan tahun dan tak kunjung selesai, bahkan kini berbagai pihak saling menyalahkan dan menghujat satu sama lain. Ini suatu kemunduran bangsa Aceh dalam menjaga, merawat, dan memelihara “Keuneubah Indatu”, tukas mediator Internasional kelahiran Bireuen tersebut pada Rabu 24 Maret 2021.

Melihat potensi konflik yang terjadi dan pengalamannya dalam menyelesaikan berbagai masalah keperdataan baik di dalam maupun luar negeri, Teuku Eddy terpanggil nalurinya untuk menyelesaikan masalah proyek IPAL Gampong Pande Banda Aceh.

Teuku Eddy menuturkan, persoalan Proyek IPAL Gampong Pande semua pihak harus berjiwa besar menyelesaikan persoalan tersebut secara baik, agar prasasti kuno bernilai sejarah tinggi milik Bangsa Aceh yang menjadi perhatian Dunia Internasional dapat diselamatkan disamping solusi terbaik yang saling menguntungkan ditengah kebuntuan.

Dalam hal ini Teuku Eddy menawarkan opsi mediasi antara Pemerintah Kota Banda Aceh dengan Masyarakat dan siap menjadi Mediator untuk duduk bersama menyelesaikan problematika proyek IPAL di Gampong Pande yang dibangun diatas komplek makam Ulama, Raja, dan Kesultanan Aceh Darussalam.

Teuku Eddy melanjutkan, Polemik IPAL Gampong Pande tidak dapat dipungkiri lagi sudah menjadi Sorotan Internasional, bahkan baru-baru ini Ilmuwan Turki turut menyuarakan keselamatan situs bersejarah Gampong Pande tersebut, Ilmuwan tersebut turut menulis buku khusus tentang sejarah Gampong Pande.

“Masa, kita bangsa Aceh tidak mau duduk bersama dan mencari solusi terbaik untuk menjaga dan melestarikan Warisan Cagar Budaya dari Nenek Moyang kita yang telah berjasa besar bagi pendidikan, Islam dan peradaban kita,” pungkas Master Bidang Perdamaian dan Resolusi Konflik ini. (Red)