Opini  

Setelah Disuntik Vaksin Tumbang, Kenapa?

Oleh : Fahmy M Al Asyi

Mual muntah, pusing, sesak hingga harus dirawat, hal ini lah yang dialami oleh salah satu siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Lhokseumawe bernama Khana Darasa Naswa (15) tumbang usai divaksin Covid-19, yang dilaksanakan di sekolahnya pada Rabu 22 September 2021.

Khana mengalami mual muntah, pusing, hingga sesak nafas sesaat setelah divaksin yang membuat ia harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Kejadian seperti ini lumrah terjadi karena gangguan Psikosmatik. Seperti yang disampaikan oleh ketua IDI Aceh dr. Safrizal Rahman, Sp.OT dalam tulisan berjudul “Nestapa Nakes di Aceh, Sudah ditinggal dihujat Pula”, yang diulas beberapa media online bahwa peristiwa yang menimpa siswi Khana di Lhokseumawe merupakan karena gangguan Psikosomatik.

Seperti yang saya kutip dari website Alodokter gangguan psikosomatik adalah keluhan fisik yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, Munculnya keluhan psikosomatik pada seseorang biasanya diawali masalah kesehatan mental yang dialaminya, seperti takut, stres, depresi, atau cemas.

Masih di website yang sama juga menjelaskan bahwa beberapa gejala yang mungkin muncul pada orang yang mengalami gangguan psikosomatik seperti sakit perut atau nyeri ulu hati, sakit punggung, sakit kepala, mudah lelah, nyeri otot, sesak nafas atau asma, nyeri dada, jantung berdebar kencang, telapak tangan berkeringat, dan mual muntah.

Orang dengan gangguan psikosomatik, baik orang dewasa maupun anak-anak, umumnya dapat dikenali beberapa tanda seperti cenderung merasa khawatir berlebih meski keluhannya tergolong ringan, keluhan psikosomatik umumnya muncul pada saat di bawah tekanan atau saat beban pikiran meningkat, dan pola munculnya keluhan fisik biasanya dipicu oleh stres dan seringkali terjadi secara berulang.

Ketika kecil hingga lulus SMA saya sendiri selalu mengalami gangguan psikosomatik, gangguan yang saya alami dahulu yaitu ketika naik mobil pasti akan mengalami mual muntah. Hal ini terjadi karena sebelumnya saya sudah khawatir/ stres yang berlebihan terlebih dahulu sebelum saya naik mobil sehingga gangguan psikosomatik akan terus-terusan terjadi karena otak sebagai pusat kontrol telah membentuk persepsi seperti yang dikhawatirkan selanjutnya secara tidak langsung otak akan memberikan perintah.

Saat saya menempuh pendidikan sebagai calon tenaga kesehatan saya mengetahui bahwa gangguan yang saya alami karena faktor psikis sehingga setiap kekhawatiran itu terjadi saya mencoba menepis persepsi tersebut, dan gangguan psikosomatik yang pernah saya alami dahulu ketika naik mobil tidak lagi pernah terjadi hingga saat ini.

Sama seperti halnya yang terjadi pada siswi Khana sebelum dilakukan tindakan vaksinasi siswi Khana sudah mengalami kekhawatiran berlebihan yang menyebabkan psikisnya terganggu sehingga menimbulkan masalah pada fisik baik mual muntah, pusing dan sesak nafas.

Mual muntah dan pusing yang saya alami bukan karena naik mobilnya, begitu juga mual muntah, pusing hingga sesak nafas yang dialami oleh siswi Khana bukanlah karena disuntik vaksinnya akan tetapi karena faktor psikis yang terganggu sehingga mempengaruhi kondisi fisik dan sebagai tenaga kesehatan kami menyebutnya Gangguan Psikosomatik.

Gangguan psikosomatik memiliki respon yang bisa berbeda pada setiap orang, ada yang hanya perlu diobservasi hingga ada yang terkadang memang harus dirawat dan ada juga yang tidak membutuhkan pertolongan apapun. Kejadian-kejadian yang dipengaruhi oleh faktor psikis seperti yang saya utarakan diatas tidak terlepas dari banyaknya informasi yang tidak bertanggung jawab yang tersebar akhirnya masyarakat meyakini bahwa melakukan vaksinasi atau mau divaksin itu merupakan keputusan yang salah dan vaksin merupakan tindakan berbahaya hingga akhirnya masyarakat tersugesti di alam bawah sadar sehingga terjadi kekhawatiran/ ketakutan yang berlebihan yang menyebabkan psikosomatik itu terjadi.

Seharusnya Siswi Khana cukup ditenangkan saja dan selanjutnya mendapatkan perawatan untuk mengurangi gejala, tidak perlu orang lain juga ikutan panik yang dapat menyebabkan siswi Khana tambah panik yang dapat memperparah keadaan yang ada. Sebenarnya Psikosomatik tidak terlalu berbahaya apabila penanganannya cepat dan tepat, yang bahaya adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh para pengamat yang mengomentari kejadian tersebut tanpa berdasarkan keilmuannya. Yakinlah setiap tindakan apapun yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), kiat dan keilmuan. [ ]

Penulis Berprofesi sebagai Perawat dan juga Anggota PPNI Kota Banda Aceh