Daerah  

Tak Beretika, Keuchik Alue Igeuh Pandrah “Ancam” Wartawan

Sumber Foto: Profil WhatsApp Keuchik Armia

LINTAS NASIONAL – BIREUEN Perilaku tak enak didapatkan Adam Zainal, salah seorang wartawan lintasnasional.com dari seorang Kepala Desa (Keuchiek-red) Gampong Alue Igeuh, Armia Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen, pada Minggu 30 Oktober 2021, sekira pukul 16:30 WIB.

Awalnya, lintasnasional bertujuan meminta konfirmasi kepada Keuchiek tersebut melalui sambungan seluler. Maksudnya tak lain guna menanyakan tentang keberadaan Galian C di desa yang dipimpinnya.

Selepas sambungan telepon terhubung, pihak lintasnasional.com langsung memperkenalkan diri. “Ini saya Adam Zainal, wartawan lintasnasional.”

Tujuan media ini menghubungi keuchiek tersebut tak lain hanya untuk mengkonfimasi terkait Galian C di kampung Alue Igeuh, namun sayang, sang kepala desa itu meracau dengan dalih yang tak nyambung. Bahkan dengan nada yang sedikit tinggi.

“Anda siapa. Kenalkan dulu dirimu,” ujar Keuchiek Armia dengan nada tinggi.

Kemudian, Adam Zainal kembali memperkenalkan dirinya sebagai wartawan, dan menyebut nama media tempat dirinya bekerja. Tetapi, lagi-lagi Keuchiek tersebut berujar dengan nada sedikit keras.

“Wartawan mana? Wartawan mana? Wartawan apa? lintasnasional.com mana?” tekannya lagi.

Padahal diawal percakapan, pihak media telah memperkenalkan dirinya berulangkali, tetapi Keuchiek tersebut juga masih ngegas dalam berkomunikasi.

Tak hanya itu, sang Keuchiek tersebut juga mengancam untuk melacak kontak wartawan lintasnasional.com tersebut.

“Bek lage nyan beh, nyoe kulacak nomor inteuk,” paparnya dalam bahasa Aceh.

Kemudian, Armia memberitahukan bahwa dirinya sedang berada di Polres Bireuen dalam suatu acara.

“Saya sedang di Polres Bireuen, anda dimana? saya akan kesana,” ujar Keuchik tersebut nada dengan kasar

Namun setelah diberitahukan keberadaan wartawan di sebuah Caffee di Bireuen ditunggu hingga magrib Keuchik tersebut tak kunjung datang.

Seharusnya, seorang Keuchik sebagai pemimpin mempunyai etika dalam berkomunikasi karena wartawan hanya ingin melakukan konfirmasi terkait keberadaan galian C di Desanya yang diduga ilegal (M. Reza)