LINTAS NASIONAL, BANDA ACEH – Empat kelompok geng motor di Banda Aceh mendeklarasikan pembubaran yang berlangsung di Aula Machdum Sakti, Polresta Banda Aceh, pada Rabu 24 September 2025.
Keempat geng motor yang menyatakan bubar itu terdiri dari Gerakan Remaja Aceh (GRA), Timur Anti Mundur (TAM), Ikatan Keluarga Anti Onar (IKAO), dan Remaja Batas Kota Komuniti (REKO).
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Heri Purwono dalam keterangan tertulis yang dikutip Lintas Nasional, Kamis (25/9) mengatakan, pembubaran geng motor tersebut menjadi langkah strategis kepolisian dalam menangani maraknya keterlibatan remaja dalam komunitas motor yang berujung pada tindak kriminal.
“Ini menjadi langkah strategis Kepolisian bersama lintas sektor dalam menangani maraknya keterlibatan remaja dalam komunitas motor yang berujung pada tindak kriminal,” sebut Joko.
Joko mengaku prihatin, karena anggota geng motor masih berusia di bawah umur. Joko menambahkan, deklarasi pembubaran geng motor tersebut merupakan bentuk respon atas peristiwa pembacokan dan perampasan sepeda motor milik korban berinisial MIS, yang dilakukan oleh pelaku MSRH dan MAA.
“Peristiwa pembacokan itu terjadi pada Minggu 21 September 2025 di Pasar Aceh, salah satunya anak dibawah umur yang sudah bergabung dalam satu geng motor,” sebut Joko.
Joko mengaku, pihaknya memberikan atensi dan prihatin penuh atas kejadian tersebut, karena anak-anak merupakan generasi masa depan dan harapan bangsa.
“Kita perlu mengantisipasi dan menjaga anak–anak kita yang sudah salah arah, salah pergaulan, mulai dari balap liar, tawuran, bahkan sampai melakukan tindak pidana kejahatan penganiayaan yang menyebabkan orang lain luka berat,” sebut Joko.
Joko berharap, peristiwa tersebut tidka terulang kembali. Joko berharap, orangtua harus terus mengawasi anak-anaknya, karena setiap tindakan mereka akan berdampak pada masa depan dan keluarga.
“Perlu saya tegaskan, ini bukan kasus begal, melainkan konflik antar kelompok geng motor,” tutur Joko. [] (mis/red)