Opini  

Bangkit Indonesia, Merdeka Palestina

Oleh: Fahri Hamzah

Tanggal 20 Mei 1908 adalah tanggal dimulainya lini masa sejarah kebangkitan nasional. Tentu ini kesepakatan yang telah menjadi kebiasaan.

Hingga hari ini kita rayakan. Budi Utomo yang lahir pada hari itu, dianggap memulai sebuah pawai kebangkitan nasional.

Dalam lini masa itu muncul banyak peran dan banyak ladang perjuangan, muncul juga banyak aktor dan pahlawan: pendidikan utamanya, lahir ormas dan tokoh-tokoh besarnya, bidang usaha, koperasi dan medan perjuangan yang beragam.

Dengan medan perjuangan yang beragam, lahir aktor dgn berbagai talenta dan wawasan keahlian. Lahir kombinasi yang makin rumit dan membuat perjuangan kita makin sulit dikalahkan dan sulit dikendalikan. Akhirnya, kemenangan semakin dekat sejalan dengan kompak dan bersatunya barisan.

Sejak 1908 sampai 1948 seperti teori yang sering saya angkat dalam siklus 20-an tahun. Kurang dari 2 siklus kita sudah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Dan diantara 2 siklus itu Muhammadiyah (1912), NU (1926), Persis, Sarekat Islam, dll lahir.

Dan kelahiran ormas-ormas keagamaan dan khususnya Islam melambangkan kelahiran spirit dan jiwa yang lebih dari sekedar kebangkitan fisik. kebangkitan suatu bangsa memang selalu ditandai oleh adanya kebangkitan jiwa yang menyala-nyala. Inilah akar kebangkitan kita.

“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” (alinea II pembukaan UUD45).

“..Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”(aline ke-3 pembukaan UUD 1945).

Inilah pintu gerbang kita, sebuah kemerdekaan yang dimulai dengan linimasa kebangkitan nasional. Semoga perenungan kita makin dalam. Semoga kita makin dewasa menjadi bangsa. Agar kekal kemerdekaan kita, agak kekal kebangkitan kita.

Dan hari ini
Kita merayakan Harkitnas 2021 dalam suasana dunia memanas oleh aroma penjajahan moderen karena Bangsa Palestina masih dikangkangi oleh bangsa lain. Rasa luka pasti mendera kita. Keinginan kita untuk berbagi adalah gelora kebangkitan. Sesuai amanah pembukaan UUD1945.

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.“(Alinea I pembukaan UUd 1945)

Ujung dari kebangkitan adalah kemerdekaan dan kita berhutang kepada Bangsa Palestina, demikian pengakuan Bung Karno. Dan semoga perasaan berhutang ini terus membuat kita memperjuangkan kemerdekaan Palestina semampu dan sekuat kita.

Di Palestina banyak rumah ibadah. Saya mengajak sedulur-sedulurku agama samawi untuk bersatu mendukung Palestina Merdeka. Mendukung zionis sama dengan mendukung kolonialisme yang pernah kita rasakan berabad-abad. Zionis dan para pemimpin sakit jiwa ini bencana alam semesta.

Kegilaan zionis harus dihadapi bersama: selain rumah ibadah, Mereka menghacurkan sekolah dan membunuh anak-anak. Mereka menghancurkan rumah sakit yang di dalamnya banyak pasien. Mereka juga menghancurkan gedung media. Tapi senjata terus dipasok kepada mereka.

Inilah pikiran besar mengapa sejak awal negara kita dibentuk dengan misi perdamaian dunia bagi kemanusiaan yang luas.

Indonesia Stands With Palestine!

Fahri Hamzah Merupakan Politisi Partai Gelora dan Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019