LINTAS NASIONAL – BIREUEN, Diduga terjadi pelecehan terhadap sejumlah siswi di Pesantren Terpadu Al Muslim Peusangan, Bireuen dengan isu rekaman siswi saat mandi.
Salah satu wali murid yang minta namanya tidak ditulis kepada Lintasnasional.com mengatakan, telah terjadi kejadian yang sangat memalukan di Pesantren Putri Al Muslim Peusangan, sejumlah siswi direkam saat sedang mandi.
Lanjutnya, kejadian itu terungkap beberapa waktu lalu saat oknum yang diduga perekam, mengirimkan Video-video rekaman tersebut ke sejumlah siswa melalui Direct Message (DM) Instagram sejumlah siswi yang tinggal di asrama.
“Video-video itu dikirim lewat DM Instagram sejumlah siswi, sehingga membuat heboh di kalangan para siswi, namun tidak berani melaporkan,” ujarnya
Ia menduga perekaman itu sudah dilakukan sejak lama dan kejadiannya sudah berulang kali sehingga banyak siswi yang sudah menjadi korban.
“Banyak siswi yang tidak berani melapor ke orang tuanya dan pihak lain, namun mereka hanya berani bisik-bisik sesama siswi saat mendapatkan Video itu,” imbuhnya
Hasil penelusuran lintasnasional.com ada Tiga siswi yang sudah terdeteksi yang mendapat kiriman Video dan Screenshot Gambar dirinya sedang mandi dari akun IG bernama Adi52509.
Menurut keterangan wali murid tersebut, beberapa waktu lalu, salah satu pekerja menemukan Handphone dari kamar mandi Mekkah 4 yang diduga digunakan oleh perekam dan juga berisi rekaman-rekaman tersebut yang kemudian diserahkan kepada salah satu pengajar.
“Kemudian pengajar itu tiba-tiba memanggil para siswa dan mengingatkan, jika mandi diminta menggunakan penutup tanpa menjelaskan alasannya,” ujarnya.
Setelah menerima informasi dari wali murid tersebut, pada Senin, 16 Agustus 2021 Lintasnasional.com mencoba manemui pihak pengurus Pesantren dibawah Yayasan Almuslim Peusangan itu, namun Direkturnya Iswan Fadlin menolak menemui awak media ini.
“Tidak bisa! kalau tidak buat janji dulu,” kata Iswan Fadlin dengan suara lantang dan ketus melalui seluler salah satu pengurus Pesantren.
Lintasnasional.com juga telah mencoba meminta konfirmasi pengajar yang menerima HP dari pekerja, dirinya juga menolak bertemu dan menolak memberikan keterangan dengan alasan tidak ada izin Direktur.
“Saya juga tidak bisa, harus ada izin Direktur dulu, lebih baik konfirmasi ke Direktur,” ujar Ustazah itu.
Meskipun sudah dijelaskan tujuan kedatangan media, dirinya juga menolak bertemu, saat dimintai hak jawab terkait dugaan dan pelecehan tersebut, ia juga menolak.
“Harus ada bukti dulu, kalau atasan tidak memberikan izin, saya tidak bisa berjumpa dan saya tidak menemukan HP itu,” ucap pengajar tersebut.
Hingga saat ini belum diketahui siapa pelakunya dan menggunakan apa video itu direkam, pihak media akan melakukan investigasi lebih lanjut terkait insiden biadab itu (M. Reza)