LINTAS NASIONAL, Novel “Gadis Pelupa” merupakan karya perdana Adam Zainal yang akan telah meluncur kembali ke pangkuan para pembaca pada edisi (cetakan) kedua. Buku bergenre remaja itu pertama kali diterbitkan pada Oktober 2020 lalu oleh penerbitan Pilar Pustaka Publishing, Cirebon, Jawa Barat.
Gadis Pelupa adalah novel yang menggunakan kosa kata yang umum, ringan, mudah dipahami, elegan, pun tentunya sedikit menawan alam pikir para pembaca. Semulanya, novel yang menceritakan lanskap kehidupan muda-mudi di Aceh itu hanyalah tulisan biasa yang hanya menjadi konsumsi para pengguna media sosial facebook, terkhusus pengguna facebook yang tinggal di Aceh.
Berangkat dari awal mula lahirnya novel Gadis Pelupa 2 tahun lalu, Adam Zainal berinisiatif untuk memperbanyak cetakan bukunya untuk dapat dimiliki atau dinikmati oleh orang-orang yang peduli pada dunia baca, terutama komunitas-komunitas literasi yang ada di Aceh, khususnya Bireuen.
Kepada media ini, Rabu 13 Desember 2022 di Bireuen, Adam Zainal mengatakan bahwa selama ini dirinya memang rutin menulis, baik fiksi maupun non fiksi. Di samping juga menulis puisi dan hikayat Aceh.
“Saya menulis di waktu senggang, di sela-sela liputan. Saat ini saya aktif sebagai jurnalis lepas,” ujarnya saat ditemui pada Selasa 13 Desember 2022
Bagi lelaki lajang itu, menulis merupakan suatu upaya merawat “ingatan”. “Kebanyakan orang mengatakan bahwa penulis lahir dari pembaca yang akut”. Artinya, membaca itu wajib. Orang-orang yang gemar membaca pikirannya akan lempang, cerdik serta kritis. Sedangkan orang-orang yang gemar menulis, suasana mental dan batinnya akan bahagia.
“Demikianlah yang saya rasakan ketika menulis. Saya menghabiskan waktu di meja kopi, untuk membaca dan menulis. Hampir setiap hari,” tutur Adam.
Kini, kata pemuda gondrong itu lagi, novel “Gadis Pelupa” sudah siap dicetak oleh pihak penerbit, pun tentunya telah tiba di Bireuen dan sudah siap diedarkan untuk para pemesan.
“Pekan kemarin pihak penerbit mengabari bahwa bukunya sudah siap dicetak dan akan segera dikirim ke Bireuen, dan minggu ini bukunya telah tiba,” kata Adam.
Selain dikenal sebagai jurnalis di Bireuen, Adam Zainal juga dikenal sebagai seorang penulis. Sosoknya, tak asing lagi bagi berbagai kalangan masyarakat.
Pemuda kelahiran Tanoh Anoe, kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen 31 tahun silam itu, memanfaatkan waktu senggangnya untuk menulis buku, di samping rutinitasnya sebagai seorang wartawan di media cyber lokal.
Perawakannya memang terlihat unik dan berbeda dari orang kebanyakan. Mulai dari perawakannya yang sedikit sejuk, ia juga sering memilih menyendiri, bahkan ciri khas keseharian sering mengenakan kaos, celana jeans dan sendal jepit.
Kebiasaannya menulis, tambah Adam, telah dilakukannya dari empat tahun yang lalu. Ia terjun ke dunia menulis pada paruh awal 2018 lalu ketika memilih menjadi wartawan di media cyber lokal. Lalu, seperti jurnalis kebanyakan, ia menekuni profesi itu dengan begitu gigih.
Bermodalkan kebiasaannya meliput dan menulis berita setiap hari, lelanang bertubuh jangkung itu memanfaatkan waktu senggangnya untuk menulis cerita bersambung (cerbung) di laman facebook pribadinya. Hal itu mendapat dukungan dan masukan positif dari banyak orang.
Sebelumnya, ia menyebutkan, paruh awal 2012 dirinya telah terbiasa menulis panjang-panjang, ketika itu ia telah terbiasa menulis hikayat Aceh, cae dan panton.
“Saya tak merasa lelah lagi untuk menulis panjang lebar. Sudah biasa,” ujarnya.
Cetakan Pertama
Novel Gadis Pelupa, pertama dicetak pada Oktober 2020. Cetakan pertama buku itu ludes terjual. Bahkan, banyak orang yang mengapresiasi karya perdana Adam Zainal tersebut, berbagai kalangan memberikan nilai plus untuk pemuda yang dikenal frontal dan kritis itu.
Bagi Adam Zainal, masukan dan kritikan dari pembaca menjadi peranti positif untuk menunjang semangat dirinya dalam berkarya. Selain menerbitkan novel solo Gadis Pelupa, ia juga terlibat dalam beberapa karya tulis kumpulan, baik antologi puisi maupun kumpulan cerita pendek (cerpen) bersama para penulis tanah air.
Kendati demikian, Adam masih terus menerus memupuk dan menempa diri untuk lebih matang lagi dalam menulis. Ia masih giat mengikuti berbagai kelas pelatihan menulis di berbagai tempat dan lembaga-lembaga menulis independen.
“Walaupun telah punya karya, saya masih harus belajar banyak lagi untuk menjadi seorang yang layak disebut sebagai penulis,” tukas Adam.
Menurutnya, belajar tak ada batasan, tak mengenal usia, tempat dan kesempatan. Selagi kita punya niat, sehat jasmani—rohani, maka belajarlah dengan sungguh-sungguh.
“Orang yang mau belajar adalah orang yang punya tujuan hidup gemilang,” timpalnya.
Dipakai sebagai Judul Skripsi
Beberapa novel Gadis Pelupa cetakan pertama, kata Adam telah dipakai sebagai analisis Skripsi beberapa mahasiswa di berbagai universitas ternama di Aceh. Rata-rata, novel itu digunakan oleh mahasiswa-mahasiswa jurusan bahasa Indonesia.
“Ada beberapa teman mahasiswa yang menggunakan novel Gadis Pelupa sebagai judul skripsi mereka. Ini merupakan kabar gembira. Sebagai pemilik karya, kebahagiaan telah saya capai dalam hal ini,” ulasnya.
Ia menjelaskan, perjuangan yang panjang tentu akan membuahkan hasil yang memuaskan. Perjalanannya mengubah diksi dalam garapan novel itu tidaklah mudah. Bagaimana ia telah meluangkan waktu sedemikian banyak untuk karya apik itu.
Bahkan, tambah Adam, proses garapan novel perdananya itu sarat dengan lika-liku dan aral–rintang yang menyita lamunan. Belum lagi perihal hulu kasih yang telah terbangun, lalu tak bermuara.
“Perjalanan menulis novel ini begitu dramatis, penuh sesak, jenuh, bahkan ada saat-saat yang ingin membuang naskah ini, dan tak kunjung diterbitkan. Inilah gambaran lain dari lahirnya karya ini,” celetuknya seraya tersenyum tipis.
Namun, sambung Adam lagi, akhirnya ia berhasil mengalah sifat egoisnya. Suasana hatinya yang kacau saat itu dapat dilerai dengan baik. Akhirnya, naskah novelnya berlabuh di penerbitan.
“Barulah saya merasa lega, bahagia dan senang, ketika naskah ini diterima oleh pihak penerbit,” terangnya.
Adam menyebutkan, cetakan pertama dan cetakan kedua novel Gadis Pelupa sedikit ada perubahan. Kali ini, dalam edisi kedua, sampul novelnya telah diganti sepenuh. Sementara isi naskah sedikitpun tak disentuh atau direvisi, masih seperti cetakan pertama.
“Tampilan sampulnya saja yang sepenuhnya diganti. Untuk naskah masih utuh seperti sedia kala,” tutupnya.
Sekadar diketahui, untuk pemesanan novel Gadis Pelupa bisa langsung menghubungi kontak penulis;
Tlp–WhatsApp; 081362760895
Facebook; Adam Zainal
Instagram; adam__zainal (AN)