Ilmu dan Amal Pembentuk Karakter Manusia

Oleh: Tgk. Sabrun Jamil Ismail

Diawal tulisan ini saya mengutip kata-kata dari Buya Hamka, “Kalau hidup sekedar hidup, kera juga hidup dan kalau bekerja sekedar bekerja maka kera juga bekerja”.

Kata-kata Buya Hamka menjadi pengajaran bagi kita semua, dimana kehidupan ini bukan hanya sekedar hidup dan bekerja, kehidupan ini merupakan sebagai musafir yang tidak akan pernah berhenti dalam pencapaian, sudah seharusnya kita belajar memanfaatkan waktu dan meninggalkan kampung halaman untuk mengejar ilmu dan cita-cita.

Ingat! Bahwa HIDUP adalah perubahan, karena didalam kehidupan ini tidak ada yang tidak berubah termasuk diri kita sendiri, harus berubah kearah yang lebih baik, kehidupan merupakan anugerah dari Sang Pencipta untuk setiap manusia, dalam menjalani sebuah kehidupan ini tidaklah mudah, yang menghadirkan berbagai rintangan dan perjuangan yang merupakan wujud dalam kehidupan, tidaklah mudah menafsirkan kehidupan ini, karena Allah sudah merancang semua perjalanan hidup manusia.

Setiap manusia mempunyai berbagai perancangan, namun setiap perancangan itu belum tentu sesuai dengan harapan kita,Allah adalah sebaik-baik perancang. Allah telah begitu cantik dalam mengatur kehidupan ini.

Ilmu

Dalam kehidupan ini, ilmu selalu dikaitkan dengan kehidupan karena tanpa ilmu bagaimana kehidupan ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan perancangan yang kita harapkan. Ilmu merupakan pondasi utama dalam perjalanan hidup manusia,maka manusia yang cerdas adalah manusia yang hidupnya di warnai oleh ilmu pengetahuan. Kita bisa melihat didalam kehidupan, tanpa ilmu kita semua adalah kosong seperti kehidupan yang fana yang tak ada arah tujuan untuk melangkah kedepan di dunia ini.

Secara teoritis ,kualitas kerja seseorang akan sangat ditentukan oleh ilmu yang dimiliki. Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang, semakin tinggi kualitas kehidupannya. Itulah mengapa Ilmu harus selalu didepan hingga dengan ilmu tersebut akan menjadikan kita lebih bermakna dan bermartabat.

Ilmu disini bukan hanya terbatas fardhu’ain saja namun juga fardhu kifayah karena dua-duanya adalah penting. Kedua-duanya merupakan penyeimbang dimana ilmu fardhu’ain untuk individunya dan ilmu fardhu kifayah untuk masyarakat (dunia).Perpaduan antara keduanya akan menimbulkan kekuatan yang luarbiasa yang akan melahirkan generasi yang hebat.Beranilah jadi pemain, bukan sebagai penonton. Jika ingin meraih kebahagian dunia dan akhirat.

Coba kita lihat kembali kepada sejarah Islam dahulu ketika masa Turkey Usmani yang dipimpin oleh seorang pemuda yang sangat gagah. Ia adalah Sultan Muhammad Al-Fatih yaitu anak dari Sultan Murad II. Sultan Muhammad Al-fatih beliau adalah pemuda yang menaklukkan Konstatinopel kala itu. Ilmu yang beliau miliki luar biasa,beliau di bentuk karakter oleh gurunya untuk menjadi manusia hebat, Ketika itulah Turkey Usmaniyyah berkembang dengan pesat di tangan Al Fatih, kejayaan Turkey landasannya adalah ILMU yang Al Fatih miliki.

Sesuai dengan ungkapan Imam As Syafi’i ” siapa yang menghendaki dunia, maka harus disertai dengan ilmu. Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat, juga harus dengan ilmu.”

Amal

Setelah manusia itu berilmu maka tugas selanjutnya adalah amal ,ilmu merupakan petunjuk dan pemberi arah amal yang di lakukan “Ilmu itu pemimpin dan amal adalah pengikutnya”

Imam al-Ghazali berpesan “semua manusia itu merugi, kecuali mereka yang berilmu, dan semua orang yang berilmu merugi kecuali mereka yang beramal, dan semua orang yang beramal itu merugi, kecuali mereka yang ikhlas”.

Ilmu, Amal, dan Ikhlas adalah tiga kata yang tidak bisa dipisahkan, maka sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk melakukan kebaikan lainnya dengan ilmu yang sudah didapatkan. Kepandaian seseorang ditentukan berdasarkan ilmu yang diperoleh dan diimplementasikan ilmu itu dalam kehidupannya.

Sebagai kesimpulan, kita sebagai manusia yang tidak punya daya dan kekuatan, mari tingkatkan nilai kehidupan dengan ilmu yang sudah kita miliki, karena akan sia-sia bilamana ilmu tersebut tidak kita amalkan atau kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua-duanya adalah pembentuk karakter manusia.semoga kita menjadi manusia yang bahagia di dunia dan mendapat kemenangan di akhirat kelak.

Penulis merupakan alumni Dayah Cot Trueng dan dewan guru aktif YPI Rauhul Mudi Al_Aziziyah