LTMI PB HMI Ajak Generasi Milenial Jadi Techopreneurship

LINTAS NASIONAL- JAKARTA, Era pandemi Covid 19 yang belum berakhir, masih merupakan dilema bagi perekonomian di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh efisensi dan efektivitas sumber daya perusahaan sebagai bentuk adaptasi bisnis, yang juga berdampak pada pengurangan karyawan di berbagai perusahan.

Minimnya kesempatan peluang kerja bagi milenial saat ini, mendorong Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI) PB HMI Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan diskusi webinar dengan judul “Technopreneurship sebagai Peluang Kebangkitan Ekonomi Setelah Pandemi” pada Senin, (23/08/21) guna memotivasi generasi milenial.

Kegiatan yang dihadiri puluhan peserta di berbagai daerah di Indonesia ini turut mengundang pelaku techopreneur seperti M. Hafiz Waliyudin (CEO Angkuts) dan Zubair Halim (CEO Agro Insan Cita) sebagai narasumber serta dibuka oleh Direktur Eksekutif LTMI PB-HMI periode 2018-2020, Togar Pasaribu

Dalam penyampaian pembuka oleh panitia pelaksana, Rachmat Hadi Wibowo menjelaskan generasi muda mempunyai kemampuan menyesuaikan yang bagus di era dirupsi teknologi. Namun disis lain, belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi secara maksimal.

“Sehingga kita cenderung menjadi konsumtif, bukan produktif”, sebut lulusan Magister Teknik Elektro sekaligus Direktur Bidang Pengabdian Masyarakat LTMI PB-HMI ini. Lebih lanjut lagi, ia berharap dengan adanya webinar ini dapat menjadi inspirasi dan penyegaran bagi pemuda untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi.

Pada materi awal yang diisi Hafidz Waliyudin selaku CEO Angkuts, menjelaskan bahwa untuk menjadi technopreneur tidak mesti memerlukan modal banyak.

Menurutnya, pemodalan sebuah usaha technopreneur bisa dimulai dari fundraising , ikut kompetisi bisnis dan pinjaman modal yang bersumber dari mikrofinancing.

“Yang terpenting, gagasan tersebut harus kuat dasar proses dan output yang dihasilkan”, ujar pria yang pernah diundang ke Amerika Serikat sebagai bentuk penghargaan inovasinya di bidang lingkungan.

Sebagai informasi, Angkuts merupakan Perusahaan Start-Up yang bergerak dalam bidang pengangkutan, pemilahan dan pengolahan sampah. Perusahaan yang ia pimpin juga berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat dalam pemilahan sampah sehingga lebih mudah diolah selanjutnya.

Disesi selanjutnya yang dijabarkan oleh Zubair Halim selaku CEO Agro Insan Cita yang menjelaskan potensi dari techopreneur yang masih luas untuk digarap oleh generasi muda di era pandemi.

“Ini bisa dimulai dari hal-hal kecil disekitar kita”, ujarnya. Selanjutnya ia juga memotivasi generasi muda untuk tidak terlena dengan kondisi yang terjadi saat ini dan turut aktif menciptakan solusi.

“Sehingga dapat lahir technopreneur-technopreneur baru di Indonesia”, pungkas Presidium KAHMI Cabang Depok tersebut.

Technopreneurship secara harfiah istilah ini adalah perpaduan dari dua kata seperti techno yang berarti “teknologi” dan Entrepreneur yang berarti” “Kewirausahaan”. Sehingga Secara menyeluruh, ini wirausaha di bidang teknologi.

Proses technopreneurship merupakan kombinasi dari kemajuan teknologi dan keterampilan kewirausahaan. Dalam transformasi produk dan layanan, bagian integral dari technopreneur adalah teknologi serta cocok untuk orang yang cerdas, inovatif, paham teknologi, dan bersemangat dalam perhitungan risiko.

Technopreneurship mencapai tingkat kesuksesan berikutnya melalui kerja tim. Adapun contoh technopreneur adalah Elon Musk, Bill Gates, Seteve Jobs dan di Indonesia Nadiem Makarim. (Red)