Perempuan Paruh Baya di Bireuen Mengaku Dibogem oleh Oknum Keuchiek

Ist

LINTAS NASIONAL- BIREUEN, Nasib apes menimpa Nur Adnaini alias Adnen (45) seorang janda asal Gampong Calok, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, yang terlibat cek-cok dengan kepala desa (Geuchik) sehingga berakhir perkelahian dan pemukulan.

Hal itu diungkapkan anak kandungnya Nur Adnaini, Muksalmina, Minggu 24 Oktober 2021, Malam kepada lintasnasional.com via celuler.

Menurut Muksalmina, kejadian itu bermula pasca pemilihan keuchik di kampungnya. Ada beberapa warga yang kerap datang ke rumahnya untuk beristirahat dan berkunjung.

Namun, oleh Keuchik yang baru terpilih, sebut Muksal, melontarkan perkataan-perkataan yang tidak enak didengar terhadap ibunya. Lantaran di rumahnya banyak warga yang berdatangan.

Tetapi kata Muksal, Keuchiek beranggapan lain, “untuk apa datang ke rumah si Adnen itu,” tuturnya mengulangi perkataan Keuchiek tersebut.

Ia mengisahkan, karena sangking tidak sanggup lagi tahan dan mendengar beberapa perkataan Keuchiek yang tidak mengena di hati. Nur Adnaini berinisiatif untuk pergi ke rumah Keuchiek tersebut.

Tujuannya, tutur Muksal, hanya untuk menyampaikan kepada Keuchiek terhadap omongan-omongan masyarakat yang baginya berefek tidak baik untuk keluarga mereka.

Lantaran, selama ini Keuchiek tersebut telah mengatakan hal-hal negatif terhadap keluarganya kepada orang-orang di kampung.

Setiba di rumah Keuchiek, Nur Adnaini yang datang dengan cucunya Muhammad Al Fatih (3), meminta sang Keuchiek untuk tidak mengatakan ke orang-orang. Anaknya menginginkan jabatan, sebagaimana isu yang belakangan ini menyebar di kampung, padahal tidak.

Kejadian pemukulan tersebut, akui Muksal, terjadi pada Sabtu 16 Oktober 2021 Sore. Ketika itu Nur Adnaini meminta kepada Keuchiek untuk tidak menyampaikan kabar-kabar tak baik terhadap anaknya.

“Bila Pak Keuchiek tidak mengakui saya sebagai pendukung dan orang yang telah memilih anda, maka jangan bilang-bilang ke orang. Itu membuat saya malu,” ujar Muksal, mengulang perkataan ibunya.

Selain itu, Muksal menjelaskan, disaat ibunya menyampaikan keluhan selanjutnya, Keuchiek langsung memaki ibunya, pun ibunya membalas makian Keuchiek tersebut.

Kemudian lanjutnya, Keuchiek mendorong dan membogem ibunya dua kali, sehingga membuat pelupuk matanya lebam.

Tak berakhir disitu, yang tragisnya lagi kata Muksal, ketika ibunya sudah diluar pagar, Keuchiek mencekik cucu Adnaini yang masih berusia 3 tahun.

Sambil meneteng anak kecil tersebut, sang Keuchiek berujar ,”Mate kah. Mate kah. Mate Kah”. Nur Adnaini tak mau berdiam diri tatkala melihat perlakuan Keuchiek terhadap cucunya.

“Keuchiek mencekik leher keponakan saya, dan menetengnya,” kata Muksal.

Menurut Muksal, seharusnya seorang pimpinan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, bukan dengan cara demikian.
“Untuk menangani masalah kenapa tangan yang berbicara, dan kenapa anak-anak yang menjadi korban berikutnya. Siapa dia, orang gila atau pimpinan,” celutuknya.

Sementara itu, Keuchiek Gampong Calok, M. Jafar ketika dihubungi lintasnasional.com membenarkan adanya cek-cok tersebut.

Ia menjelaskan, awalnya Nur Adnaini datang ke rumahnya dalam hal menuntut kenapa anaknya tidak dijadikan sebagai perangkat Gampong.

Sebelum lepas sambut Keuchiek lama dengan Keuchiek baru, kata Jafar, dirinya baru saja dilantik pada 4 Oktober minggu lalu.

Ia mengatakan, awalnya Adnen datang menuntut dirinya, “kenapa anak saja tidak kau jadikan Tuha Peut,” kata Jafar, mengulang ucapan Nur Adnaini.

Selain itu, setelah Adnaini datang menanyakan perihal tersebut, kisah Jafar, dirinya mencoba menjelaskan bahwa dirinya tidak memiliki kapasitas untuk menempatkan orang di Lembaga Peutuaha Peut. Tuha Peut wajib dipilih oleh masyarakat pada rapat umum.

Setelah itu, sebut M. Jafar, Adnaini langsung memakinya dirinya, barangkali ia tidak bisa menerima jawaban yang M. Jafar sampaikan.

“Jangan maki-maki saya di rumah saya, masalah kau mencari jabatan untuk anakmu, di rapat umum kau sampaikan,” ujar M. Jafar.

Lalu, kata Jafar, ia menyuruh Adnaini untuk keluar dari rumahnya. Adnaini memegang sebuah kursi atom dan memukul dirinya dengan kursi tersebut. Di situlah terjadi saling dorong, serta pemukulan, karena emosinya sudah tidak terkontrol lagi.

M. Jafar menambahkan, sampai diluar pagar rumah, Adnen mengambil batu dan hendak melemparnya dengan batu. Lalu ia memegang dan mengangkat cucu Adnen untuk menghalau.

“Saya tidak mencekik cucunya, saya hanya memegang dibahunya dan mengangkatnya untuk menghalau supaya Adnen tidak melempar saya dengan batu. Kalau kena cucunya bagaimana,” papar M. Jafar.

M. Jafar membantah pengakuan Adnen terkait apa yang disampaikan terhadap perlakuannya kepada cucu Adnaini yang masih berusia 3 tahun.

“Demi Allah saya tidak mencekik cucu dia. Lalu Adnen memukul saya dengan batu, saya pitam dan tumbang,” akui M. Jafar. (Adam Zainal)