LINTAS NASIONAL – ISTANBUL, Tgk Muzammil, putra tertua salah satu ulama Aceh Tgk. H Muhammad Yusuf A. Wahab menikahi gadis Turki pada Jumat 26 November 2021 pagi.
Putra Tu Sop itu melabuhkan hatinya kepada seorang gadis Turki Zainab bin Idris (23).
Proses pernikahan ini berlangsung secara sederhana. Muzammil sendiri dalam proses ijab qabul tidak ditemani oleh keluarganya karena faktor jarak yang membentang antara Turki dan Aceh.
Setelah proses penikahan pada Jum’at pagi, Sabtu 27 November Muzammil yang kini berumur hampir genap 25 tahun langsung terbang ke Indonesia untuk mempersiapkan acara peresmian di kediaman ayahandanya di Jeunieb Kabupaten Bireuen.
Saat ini Muzammil mengakui ia bersama Zainab (23 tahun) sedang melakukan karantina selama lima hari di Jakarta setibanya dari Istanbul. Setelah usai karantina, keduanya mengaku akan langsung terbang ke Aceh insya Allah.
Kisah cinta Muzammil
Muzammil mengakui bahwa semua ini sudah takdir Allah. Ia mengaku keduanya saling jatuh hati setelah enam bulan sebelumnya bertemu di Universitas Alexandria Mesir.
Saat itu, kata Muzammil, ia tercatat sebagai mahasiswa di Universitas tersebut. Sementara Zainab datang ke Universitas Alexandria dalam status program pertukaran pelajar antar negara.
Setelah pertemuan di Alexandria, komunikasi keduanya berlanjut karena Muzammil juga sedang mendaftarkan diri untuk kuliah ke Universitas Istanbul.
Dikutip dari beritaturki.com, Universitas Istanbul disebut sebagai universitas terbaik kedua di Istanbul dan merupakan 10 universitas terbaik di Turki.
Universitas ini selalu menjadi pilihan terfavorit bagi mahasiswa asing di seluruh dunia yang ingin mengenyam pendidikan di Turki. Tak hanya menjadi universitas pilihan bagi mahasiswa asing, universitas ini juga menjadi universitas negeri pilihan bagi masyarakat lokal.
Singkat cerita, Muzammil pun lulus di Universitas Istanbul dan mulai persiapan belajar bahasa sebelum mulai perkuliahan.
Di kampus yang sama juga Zainab sudah tercatat sebagai mahasiswi jurusan hukum. Sedangkan Muzammil akan kuliah di Fakultas Ilahiyat (Fakultas teologi Islam).
Hari-hari berlalu, komunikasi keduanya di Istanbul kian intens sehingga dari disitulah cinta keduanya bersemi indah.
Tidak mau salah langkah, Muzammil mengatakan bahwa setelah keduanya saling jatuh hati, ia melaporkan hal ini kepada sang ayah, Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab, ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb.
“Saat komunikasi kami berlanjut saya menghubungi ayah bertanya pandangan beliau. Apakah saya boleh melanjutkan hubungan ini ke jenjang pernikahan. Ayah bilang agar saya sebaiknya shalat istikharah dulu,” kata Muzammil menceritakan respon sang ayah saat ia menceritakan cinta dihatinya yang mulai bersemi kepada Zainab.
Sebagai seorang santri dan anak yang cukup patuh kepada sang ayah, Muzammil pun mengerjakan perintah sang ayah untuk shalat istikharah.
Dan hasil istikharahnya ia semakin mantap menuju jenjang pernikahan dengan Zainab. Ia melaporkan hasil istikharahnya kepada sang ayah dan ayahandanya pun memberikan izin.
Lalu Muzammil menceritakan keinginannya kepada Zainab untuk menikahinya dan kemudian berlanjut komunikasi dengan keluarga Zainab.
Keluarga Zainab menerima keinginan Muzammil karena Zainab sendiri juga menaruh hati kepada Muzammil.
Selama ini Muzammil dan Zainab berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Zainab belum terlalu lancar bahasa Arab sementara Muzammil belum terlalu lancar berbicara bahasa Turki.
Perihal agenda peresmian pernikahan Muzammil dan Zainab di Aceh ini juga dibenarkan sang ayahanda Muzammil, Tu Sop Jeunieb.
“Iya, keduanya akan melangsungkan peresmian di Jeunieb Insya Allah,” ujar ulama Aceh.
Muzammil mengatakan dia akan berada di Aceh selama dua bulan untuk menyiapkan segala agenda persiapan peresmian pernikahan (walimatul ‘ursy).
Setelah peresmian, Muzammil mengatakan ia akan balek lagi ke Turki sekitar awal bulan Februari 2022 untuk melanjutkan perkuliahan di salah satu universitas tertua di Turki, yakni Universitas Istanbul. Selamat Muzammil atas keberaniannya untuk berdiaspora!!!!
Dikutip dari Suara Darussalam
Penulis: Teuku Zulkhairi