Sekretaris Fraksi PDIP Sebut COVID-19 Proyek Habiskan Uang Rakyat

Sekretaris Fraksi PDIP Sebut COVID-19 Proyek Habiskan Uang Rakyat

LINTAS NASIONAL – NTT, Pernyataan kontra produktif terhadap penanganan COVID-19 dilontarkan Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Sikka, NTT, Benediktus Lukas Raja.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Satgas COVID-19 Kabupaten Sikka, dia menyebut pandemi COVID-19 dijadikan proyek oleh pemerintah pusat.

Pernyataan Benediktus Lukas Raja ini, terekam dalam sebuah video amatir dan viral di media sosial. Dalam rapat dengar pendapat tersebut, dia dengan tegas menyebut ada dokter yang sengaja membuat keterangan palsu COVID-19 kepada pasien yang sebenarnya tidak menderita COVID-19 .

Dalam rapat dengar pendapat yang dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Sikka, Donatus David tersebut, digelar secara offline dan online. Beberapa anggota DPRD Kabupaten Sikka, mengikuti secara offline, ada juga yang secara online. Sementara Satgas COVID-19 dipimpin Bupati Sikka, mengikuti secara online dari kantor Bupati Sikka.

Benediktus Lukas Raja berpendapat, semua orang sedang parno dengan COVID-19 . Akibatnya penanganan tidak maksimal, sehingga terjadi peningkatan kasus COVID-19 . Kasus kematian yang terjadi di Kabupaten Sikka, menurutnya tidak semuanya karena COVID-19 . Tapi diakibatkan oleh penyakit lain.

“Catat apa yang saya sampaikan. Pandemi COVID-19 ini dijadikan proyek. Pandemi COVID-19 ini dijadikan proyek untuk menghabiskan uang rakyat,” tegas mantan Ketua GMNI Cabang Sikka, yang biasa disapa Dicky Raja tersebut, tanpa menyebut jelas siapa yang dia maksudkan telah menjadikan pandemi sebagai proyek dan menghabiskan uang rakyat.

“Siapa yang menghabiskan uang rakyat? kita semua pasti tahu. Pusing ini kita. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat, akhirnya dipangkas dan di refocusing untuk penanganan COVID-19. Tapi setiap hari, kasus terus meningkat. Jangan sampai pandemi COVID-19 ini proyek, bisnis rapid tes, bisnis apd, bisnis obat-obatan,” seru dia.

Dia juga menduga pihak rumah sakit hanya mengurus COVID-19 karena insentifnya besar. “Tolong dievaluasi juga dengan para dokter, nakes. Kita setuju, kita perhatikan, mereka adalah garda terdepan. Tapi jangan jadikan ini sebagai proyek. Cek juga yang punya laboratorium, jangan sampai alatnya hanya untuk covidkan orang,” seru dia. (Sindo)